Melihat citra FPI dari pemberitaan media

Sering terlibat aksi massa, popularitas FPI dinilai sejumlah lembaga survei naik. Media daring dan cetak jadi aktor yang mendongkrak FPI.

Sekjen DPD FPI Jakarta Novel Bamukmin memberikan keterangan pers saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/1). / Antarafoto

Siang ini, massa Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) dikabarkan akan menggeruduk kantor Majalah Tempo, di Jalan Palmerah Barat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Aksi itu dilakukan sehubungan dengan dimuatnya karikatur ulama FPI Habib Rizieq di majalah Tempo edisi 26 Februari 2018.

Humas Persaudaraan Alumni 212 yang juga anggota FPI, Novel Bamukmin, dalam keterangan persnya berujar, aksi itu ditunaikan untuk meminta klarifikasi dari Tempo. Menurutnya, majalah besutan Goenawan Muhammad tersebut telah menghina ulama mereka, sehingga harus ada permintaan maaf langsung.

Karikatur itu sendiri menggambarkan seorang ulama berpakaian gamis dan bersorban. Di hadapan ulama itu, ada perempuan yang ia nilai berbusana tak sopan. Tempo sebetulnya tengah memparodikan salah satu cuplikan adegan dalam film “Ada Apa dengan Cinta (2)” di mana aktris Dian Sastro tengah bercakap-cakap dengan Nicholas Saputra. Dian memaki pemeran “Rangga” itu dengan sebutan “Kamu jahat!”.

Bagi Novel, penggambaran ini dinilai melukai umat Islam. Mengingat, Habib Rizieq adalah ulama besar yang haram berduaan dengan perempuan, apalagi ditambah kata-kata tak pantas.

Meski tidak ada keterangan spesifik tentang siapa sosok ulama di karikatur itu, tapi gambar ini sudah jelas merepresentasikan sosok Habib Rizieq. Pasalnya, karikatur tersebut diterbitkan setelah Rizieq batal pulang.

"Pada posisi waktu yang memang hangat sedang dibicarakan maka jelas tujuan dari karikatur tersebut," lanjutnya, dikutip CNN.