Imbas Covid-19, Banten sumbang pengangguran tertinggi se-Indonesia

Tingkat pengangguran di Banten sebesar 8,01% atau sebanyak 489.216 orang menganggur. 

Sejumlah pekerja pabrik berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4). Foto Antara/Aloysius Jarot Nugroho/hp.

Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 telah membawa dampak negatif besar terhadap perekonomian Indonesia. Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai terjadi. Penyebaran coronavirus, menggangu mata rantai produksi industri sehingga perputaran bisnis tak lancar.

Provinsi Banten, menduduki peringkat pertama angka pengangguran di Indonesia. Berdasar, rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran di tanah jawara sebesar 8,01% atau sebanyak 489.216 orang menganggur. 

Sementara untuk peringkat angka pengangguran terendah adalah Provinsi Bali, dengan tingkat pengangguran sebesar 1,21%. "Banten masih terendah, artinya pengangguran tertinggi se-Indonesia," kata Kepala BPS Banten, Adhi Wiriana, Selasa (5/5).

Adhi mengungkapkan, dalam satu tahun terakhir pengangguran di Banten bertambah sebanyak 23.409 orang sejalan dengan kenaikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi 8,01% pada Februari 2020. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, pengangguran di Banten didominasi lulusan SMA sebesar 13,48%. "Di posisi kedua TPT lulusan SMK sebesar 13,11%," kata Adhi 

Ada beberapa penyebab angka pengangguran Banten, jadi yang tertinggi. Pertama, Mulai Januari-Februari 2020, Indonesia sudah terdampak dari kasus Covid-19 di Tiongkok akibat penerapan lockdown, mengakibatkan kegiatan ekspor dan impor terhenti membuat stok bahan industri berkurang sehingga terjadi pengurangan karyawan. "Saat ini, angka pengangguran bisa lebih tinggi karena kita sudah terkena Covid-19," bebernya.