BPPTKG: Jumlah guguran Merapi saat ini cenderung tinggi

Volume guguran meningkat sejak munculnya kubah lava memasuki fase erupsi pada 4 Januari 2021.

Penampakan Gunung Merapi dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, Senin (18/11/2019) pagi. Twitter/@BPPTKG

Aktivitas Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), masing menunjukkan fase erupsi yang intensif pada Rabu (17/2). Aktivitas tersebut berlangsung sejak 4 Januari 2021.

"Begitu mulai munculnya kubah lava yang memasuki fase erupsi pada tanggal 4 Januari 2021, jumlah guguran mulai meningkat dengan signifikan," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, saat telekonferensi dan disiarkan via YouTube BPPTKG Channel, Jumat (19/2).

Berdasarkan pengamatan, jumlah guguran saat ini cenderung tinggi dengan jarak jangkau maksimal 2 km dengan rata-rata sekitar 1 km. Kemudian pada 27 Januari, jarak awan panas maksimum 3 km.

Jika dilihat aktivitas guguran internalnya dan deformasi, lanjut Hanik, aktivitas seismik internalnya menurun atau sangat rendah lantaran tidak adanya suplai magma dari dalam. "Artinya, yang keluar adalah magma dangkal, yang mana kemarin muncul ke permukaan."

Adapun keadaan kubah dalam kawah, merujuk data per 17 Febuari, volumenya sebesar 426.358 m3. Nilai itu lebih besar dari barat daya.