Dirut BRI ungkap dua faktor penyebab Indonesia tahan resesi di 2023

Pada indeks bisnis UMKM, terlihat aktivitas bisnis termasuk volume, omzet, penjualan, terjadi kenaikan.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso dalam penjelasannya di acara BRI Micro Finance Outlook 2023, Kamis (26/1). (Tangkapan layar Youtube Bank BRI )

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso mengungkapkan, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang kemungkinan kecil masuk ke dalam resesi di 2023. Alasannya, berdasarkan data yang disampaikan, Indonesia hanya memiliki probabilitas resesi ekonomi di 2023 sebesar 3%. Sedangkan Malaysia  probabilitasnya mencapai 13%, China 20%, Korea Selatan 25%, dan Amerika Serikat (AS) 40%.

“Namun bersyukurlah kita di tengah ketidakpastian ini, karena peluang resesi kita ini rendah, kita memiliki resiliensi,” kata Sunarso dalam penjelasannya di acara BRI Micro Finance Outlook 2023, Kamis (26/1).

Sunarso menjelaskan, ada dua sumber utama yang membuat Indonesia menjadi negara resilien di tengah ancaman resesi 2023, yaitu masih kuatnya konsumsi domestik. Hal ini menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pernyataan ini didukung menurut dia yaitu komposisi konsumsi rumah tangga dalam struktur PDB Indonesia masih dominan, yakni mencapai 50,38% dari PDB Indonesia pada kuartal III-2022.

“Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari meningkatnya mobilitas masyarakat dalam masa transisi pandemi menjadi endemi. Dan daya beli kelompok masyarakat bawah terbantu oleh bantuan sosial dan subsidi energi,” ujarnya.

Sumber kedua yang membuat Indonesia resilian adalah kuatnya optimisme pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhadap kondisi ekonomi domestik. Sunarso mengklaim dari riset BRI yang selalu dirilis tiap kuartal dan telah diukur dengan BRI Mikro SMI Indeks, terjadi kenaikan bisnis UMKM di semua sektor.