Epidemiolog UI: Euforia vaksin Covid-19 tak seindah kenyataan

Bukan perkara mudah membuat vaksin yang aman dan efektif.

Ilustrasi. Pixabay

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyatakan, pengembangan vaksin coronavirus baru (Covid-19) yang efektif dan aman tergolong sulit. Dicontohkannya dengan pembuatan "penawar" human immunodeficiency virus (HIV) yang tidak bisa teralisasi sekalipun berlangsung selama 30 tahun.

Pengambangan vaksin SARS-CoV-2, yang berasal dari riset lama para ilmuan tentang virus bermateri genetik ribonucleic acid (RNA), kebanyakan gugur pada fase ketiga.

"Euforia vaksin ini luar biasa. Saya akan memberikan kenyataan yang tidak seindah seperti yang kita bayangkan supaya kita waspada, bahwa kita belum punya vaksin dan membuat vaksin yang efektif dan aman itu tidak mudah. Artinya, belum tentu kalau vaksin sudah ada, pandemi Covid-19 juga cepat selesai," tutur Pandu dalam diskusi virtual, Jumat (18/9). 

Di sisi lain, harapan vaksinasi 70% penduduk "Tanah Air" untuk meningkatkan kekebalan komunitas (herd immunity) juga tidak mudah. Terlebih, negara seperti Indonesia, yang masih terkendala melakukan imunisasi dasar kepada anak.

Pandu melanjutkan, produksi vaksin memerlukan persiapan matang. Pemerintah mesti menata dan memperbaiki sistem pelayanan kesehatan yang mundur karena guncangan luar biasa imbas pandemi Covid-19.