Harga BBM di Indonesia kian merata

BBM satu harga sudah ditargetkan berlaku 150 titik di kawasan-kawasan 3T hingga 2019.

Petugas mengisi BBM jenis Pertamax Turbo ke kendaraan konsumen di SPBU /Antara Foto

Kesenjangan infrastruktur dan pembangunan antara Jawa dan nonJawa, khususnya Indonesia bagian timur, bak bumi dan langit. Pun dengan harga-harga bahan pokok serta bahan bakar minyak (BBM).

Rasanya sungguh tidak adil, jika di Kabupaten Jaya Wijaya, misalnya, satu liter Premium harus dibeli dengan harga Rp 50.000. Di Yahukimo, uang yang dipakai untuk membeli satu liter Premium bisa cukup membeli satu-dua sak semen di Pulau Jawa. Cukup juga untuk membeli Rp100.000 paket data internet bagi orang-orang di kota besar seperti Jakarta.

Karena itu, upaya Presiden Joko Widodo mewujudkan kebijakan satu harga untuk BBM, patut diapresiasi. PT Pertamina diserahkan tanggung jawab mengeksekusi program pemerintah tersebut. 

Yahukimo jadi tempat dimulainya program BBM satu harga pada 18 Oktober 2016 lalu. Dengan program ini, warga Yahukimo harapannya bisa membeli BBM jenis premium dengan harga yang sama seperti di Pulau Jawa. Salah satu kabupaten di Papua ini memang punya persoalan topografi yang sulit seperti kebanyakan wilayah di barisan Pegunungan Tengah. Kawasan yang sebelah utaranya berbatasan dengan Kabupaten Jayawijaya dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang ini masuk kategori 3T atau Terpencil, Terluar dan Terdepan dalam penerapan BBM satu harga di seluruh Indonesia. 

Realisasi BBM satu harga menjadi tantangan bagi Pertamina. Pasalnya, pengiriman BBM menuju daerah pelosok membutuhkan transportasi yang tidak sesederhana menggunakan mobil tangki seperti di kota-kota besar yang jalanannya mulus. Perusahaan juga menggunakan angkutan seperti pesawat atau helikopter dan kapal laut untuk mewujudkan BBM satu harga.