Jangan lupakan warga difabel di tengah pandemi 

 "Dampak Covid-19 kita semua susah betul, tapi ada yang lebih susah daripada kita, teman-teman disabilitas."

Anggota Komunitas Fotografi Solo membagikan paket sembako kepada warga penyandang difabel di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo, Jawa Tengah, Kamis (7/5/2020). Foto Antara/Maulana Surya

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengajak masyarakat membantu komunitas di lingkungannya, terutama warga difabel di tengah pandemi Covid-19. Tak hanya merasakan, orang-orang dengan disabilitas fisik maupun mental juga terkena efek yang lebih buruk wabah corona dari orang kebanyakan.

 "Dampak Covid-19 kita semua susah betul, tapi ada yang lebih susah daripada kita, teman-teman disabilitas. Contohnya tuna netra yang pekerjaannya hanya memijat. Selama dua bulan ini tidak memijat lagi," kata Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur Pinky Saptandari, dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Minggu, (17/5).

Selain bermasalah di sisi penghasilan, penduduk dengan disabilitas juga kerap mengalami masalah dalam memenuhi kewajiban, seperti tagihan listrik dan juga cicilan bank atau koperasi. Menurut Pinky, warga difabel juga membutuhkan bantuan dalam pengelolaan keuangan untuk mengatur kewajiban yang harus dibayarkannya dalam masa pandemi.

Karena itu, masyarakat yang lebih mampu diharapkan dapat membantu warga difabel, serta warga lainnya yang membutuhkan. Hal yang bisa dilakukan, misalnya dengan berbagi atau membeli apabila ada warga yang menjual produk.

"Ada yang jual bumbu pecel, walaupun kita tidak butuh tetap beli saja untuk membantu. Kita harus tahan diri untuk tidak beli baju, foya-foya. Uang ini kita sisihkan untuk membantu sesama," kata Pinky.