Jika Prabowo lakukan ini, China akan segan ganggu RI di LCS

China diketahui mengklaim LCS sebagai teritorialnya dengan dalih Nine Dash Line.

China Coast Guard 5202 dan 5403 membayangi KRI Usman Harun-359 saat patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang menangkap ikan di ZEE Indonesia, Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Sabtu (11/1/2020). Foto Antara/M. Risyal Hidayat

Indonesia diperkirakan mendapat sejumlah keuntungan apabila membangun kerja sama bidang pertahanan dan keamanan (hankam) dengan Arab Saudi. Salah satunya secara geopolitik, terutama mengenai sengketa di Laut China Selatan (LCS).

Pengamat hubungan internasional Universitas Pertamina, Ian Montratama, RI berpeluang memperluas kerja sama dengan Arab Saudi karena keduanya memiliki nilai yang bisa dipertukarkan. Misalnya, mengajak Arab Saudi agar berinvestasi pada Trans-ASEAN Gas Pipeline dengan memanfaatkan potensi bawah laut Indonesia.

"Kalau pipa itu dimiliki bersama dengan Arab Saudi di Natuna, China meski segan mengganggu karena China banyak mengimpor minyak dari Arab Saudi," ujarnya kepada Alinea.id, Selasa (8/3).

"Kalau kita ke kawasan Timur Tengah relatif minim nilai," imbuh dia. 

Sebagai informasi, China mengklaim sebagian wilayah LCS, termasuk di Laut Natuna, sebagai teritorialnya dengan dalih Nine Line Dash. Hubungan RI-China akhirnya kerap dibumbui riak-riak sengketa di sana.