Kapal-kapal China pergi, strategi Prabowo dipuji

Pemimpin dinilai tak harus gegabah serta emosional dalam menghadapi provokasi China.

Prajurit TNI AL di atas KRI Tjiptadi-381 saat mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020). Foto Antara/M Risyal Hidayat/pd.

Langkah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam penyelesaian pelanggaran Laut Natuna oleh China secara tenang dan damai dinilai tepat.

Diketahui, kapal-kapal nelayan berbendera China berikut kapal coast guard diberitakan media sudah pergi meninggal Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna Utara.

"Saya mendukung sikap yang dilakukan oleh Prabowo dalam menghadapi pelanggaran ZEE kapal Coast Guard China dengan tenang dan damai. Ini menunjukan bahwa beliau seorang ahli strategi," ujar Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII), Fauka Noor Farid, di Jakarta, Kamis (9/1).

Sikap yang ditunjukkan Menhan Prabowo itu dinilainya sebagai strategi untuk menghadapi kekuatan China yang terus melakukan provokasi di Laut China Selatan.

Seorang pemimpin, jelas dia, memang tidak boleh gegabah dan emosional dalam menghadapi sebuah masalah. Terlebih yang dihadapi adalah negara yang memiliki kekuatan nomor tiga terbesar di dunia seperti China.