Korban banjir di Lebak mulai alami gangguan kejiwaan

Penyakit jiwa itu terjadi karena korban selalu memikirkan nasib setelah rumah rusak diterjang bencana banjir dan longsor.

Bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokkes) Polda Banten menggelar bakti sosial bantuan pengobatan kesehatan bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Banten di Desa Banjaririgasi, Kecamatan lebak Gedong, Lebak, Sabtu (18/1).Alinea.id/Khaerul Anwar

Bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokkes) Polda Banten menyatakan korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten mulai mengalami sulit tidur karena gangguan kejiwaan.

Tim dokter dari Biddokes Polda Banten Dr Eko Yunianto, mengatakan, berdasarkan pemeriksaan dan penanganan dari psikiater, mereka mengalami penyakit jiwa yang berimbas susah tidur. 

Penyakit jiwa itu terjadi karena korban selalu memikirkan nasib setelah rumah rusak diterjang bencana banjir dan longsor, khususnya harus tinggal di mana dan harus ke mana setelah peristiwa itu terjadi.

"Teman-teman spisikiater yang menangani (korban banjir) menemukan penyakit jiwa susah tidur terjadi karena korban banyak pikiran," kata Eko saat menggelar bakti sosial bantuan pengobatan kesehatan bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Banten di Desa Banjaririgasi, Kecamatan lebak Gedong, Lebak, Sabtu (18/1).

Untuk mengobati korban banjir yang mulai terkena penyakit jiwa, pemerintah perlu segera memberi kepastian tempat tinggal sementara para korban banjir. Ribuan korban masih mengungsi di posko pengungsian.