Korban longsor di Natuna, Guru SMP beberkan kebutuhan pengungsi

BNPB sudah mengirimkan berbagai kebutuhan pengungsi, namun belum semua tercukupi.

Kondisi salah satu pengungsian di Pulau Serasan, Natuna, Kepri, Selasa (7/3). Dokumentasi Polres Natuna.

Salah seorang guru di SMP 1 Serasan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), bernama Nurul mengaku tidak berani kembali ke rumahnya setelah bencana longsor yang datang beberapa hari lalu. Namun, Nurul mengaku membutuhkan banyak perlengkapan mandi maupun selimut sekedar untuk menghangatkan badan di lokasi pengungsian.

"Kemudian selimut, dan alat-alat mandi seperti sikat gigi pasta dan sabun, handuk, kami masih takut pulang ke rumah pak," katanya kepada relawan, Selasa (7/3).

Nurul menyebut, keperluan dahaga juga meresahkan para pengungsi. Banyak depot galon yang tutup dan air sungai tidak layak diminum.

"Yang kami perlukan air mineral untuk minum yang banyak pak, sebab depot-depot galon tak buka sebab air sungai dalam keadaan coklat," ujarnya.

Sementara, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pihaknya membawa beberapa logistik dan peralatan yang meliputi tenda pengungsi 4 buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman, matras 500 kasman, genset listrik ukuran 2 kva 15 unit, paket makanan 1.500, paket rendang 1.500, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah.