Masyarakat Lebak diminta waspadai banjir dan longsor

Berdasarkan data BPBD, ribuan kepala keluarga tinggal di daerah rawan bencana alam.

Ekskavator membuka akses jalan yang tertutup karena longsor di Kabupaten Lebak, Banten, awal 2020. Foto Antara/Bagus Khoirunas

Masyarakat Kabupaten Lebak, Banten, diminta mewaspadai potensi terjadinya banjir dan longsor. Pangkalnya, intensitas hujan tinggi dan untuk mencegah adanya korban jiwa.

"Peringatan kewaspadaan ini untuk mengurangi risiko kebencanaan, agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Kaprawi, Rabu (13/5).

Selasa (12/5), banjir di Kecamatan Cipanas menyebabkan puluhan rumah terendam air setinggi 80 sentimeter dan jembatan di Kecamatan Lebak Gedong terputus. Bencana imbas meluapnya Sungai Ciberang dan Cimanteung usai diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Kewaspadaan, menurutnya, mesti dimiliki masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai, perbukitan, dan pegunungan. Sebab, daerah itu rawan banjir dan longsor.

Berdasarkan data BPBD Lebak, ada ribuan kepala keluarga (KK) yang tinggal di daerah rawan bencana alam. Permukiman di kaki Gunung Halimun Salak (GHS), salah satunya.