Mengapa harus tong sampah dari Jerman, Pak Anies?

Pengadaan tong sampah dari Jerman dilakukan melalui e-katalog LKPP.

Petugas merapihkan tong sampah buatan Jerman di Kantor Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Selasa (Antara Foto).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali dihembus kabar tak sedap karena dianggap menghambur-hamburkan anggaran. Setelah ramai kontroversi pemborosan pengadaan pohon imitasi untuk mempercantik ruas jalan Ibukota, kini DKI dinilai berlebihan lantaran menganggarkan pengadaan tong sampah yang diimpor langsung dari Jerman.

Berdasarkan situs e-katalog.lkpp.go.id, pengadaan tong sampah dengan nama dust bin itu diusulkan Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta dengan nomor paket KAK-P1805-1025895. Pengadaan tersebut pun berstatus disetujui PT. Groen Indonesia."Kami bersedia melaksanakan pekerjaan sesuai dengan paket yang telah dibuat, terima kasih," tulisan dalam notifikasi situs lkpp.

Tercatat dalam situs tersebut, Dinas LH DKI memesan sebanyak 2.640 unit dust bin dengan harga satuan USD 253,62 atau Rp 3,6 juta. Total anggaran yang disapkan Dinas LH untuk pengadaan tersebut sebesar Rp 9,58 miliar dari APBD 2018. Besaran itu sudah termasuk ongkos kirim barang dari Jerman dengan tujuan kantor Dinas LH DKI di Jalan Mandala V, Cililitan, Jakarta Timur sebesar Rp 79,2 juta.

Merespons pengadaan tersebut, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai, selain pemborosan, kebijakan Pemprov DKI tak sejalan dengan upaya Pemerintah Pusat yang terus menggalakkan perbaikan ekonomi bangsa dengan meningkatkan komoditas ekspor.

"Saya kira ini bukan pemborosan saja, tapi ini alokasi tak tepat. Secara umum tidak arif. Yang paling jelas saya menilai, DKI tidak berpihak terhadap perbaikan ekonomi Indonesia," ujarnya kepada Alinea.id, Selasa (5/6).