Menteri Nasir minta masyarakat tak benci program impor rektor

"Saya hanya ingin Indonesia punya perguruan tinggi yang masuk 200 besar dunia."

Ilustrasi dosen asing./ Pixabay.com

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir, meminta masyarakat tidak membenci rencana pemerintah menghadirkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, kebijakan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan peringkat universitas di Indonesia di kelas dunia.

"Kepada seluruh rakyat Indonesia, masalah rektor asing, guru besar, atau dosen asing, di semua negara menjadi hal yang biasa. Bukan hal aneh, dan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita supaya ada kompetisi, daya saing. Kalau kita tidak mengkompetisikan diri di tingkat dunia, mana mungkin kita akan menjadi perguruan tinggi kelas dunia," kata Menteri Nasir kepada wartawan di Gedung Ristekdikti, Jakarta, Jumat (2/8).

Menurut Nasir, pihaknya akan membicarakan hal ini dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Koordinasi dengan DPR akan membedah plus-minus kebijakan ini. 

Nasir menjelaskan, wacana impor rektor asing sudah muncul sejak 2016, namun telah menuai pro dan kontra di masyarakat. Pada 2019, rencana ini baru mendapat persetujuan dari Presiden Jokowi.

"Saya bicara ini sudah 2016 tapi karena mereka mem-bully saya habis-habisan, ya saya stop dulu lah, wah ini perlu di-challenge kembali nih, saya lebih keras lagi," ujarnya.