Menular via udara, Lembaga Eijkman sarankan jaga jarak 2 meter

Sebanyak 95.418 orang di Indonesia terkonfirmasi positif Covid-19 hingga 24 Juli.

Sejumlah pengunjung menerapkan jaga jarak fisik dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki sebuah toko di mal, Kota Padang, Sumbar, Rabu (20/5/2020). Foto Antara/Iggoy el Fitra

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menyarankan masyarakat menerapkan jaga jarak minimal dua meter untuk meminimalisasi terpapar coronavirus baru (Covid-19). Pangkalnya, SARS-CoV-2 dapat menular melalui udara (airborne), sebagaimana penumuman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kemungkinan airborne ini saya tidak ikut menentang karena itu bisa saja terjadi. Itu, kan, berarti bahwa justru social/physical distancing kita semakin jauh. Semakin besar. Dulunya satu meter, sekarang jadi dua meter," ujar Wakil Kepala LBM Eijkman Bidang Penelitian Fundamental, Herawati Sudoyo, dalam webinar, Jumat (24/7).

Menurutnya, disrupsi akibat penularan Covid-19 melalui udara menunjukkan bakal banyak kemungkinan yang perlu diantisipasi ke depannya. Karenanya, banyak yang mengkhawatirkan saat kenormalan baru (new normal) diterapkan, apalagi beberapa orang mengabaikan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar ruang.

Eijkman pun cemas pelonggaran ataupun penghentian pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan memicu penularan Covid-19, sehingga menyebabkan gelombang kedua (second wave).

"Sekarang akan ada ledakan lagi, second wave. Kalau memakai istilah second wave itu kesannya mengerikan, tetapi yang jelas pasti ada ledakan,” tuturnya.