Mereka yang berjuang 'sendirian' melawan Covid-19

Banyak pasien positif Covid-19 tidak dirawat di rumah sakit meskipun mengalami gejala-gejala yang cukup berat.

Ilustrasi isolasi mandiri. Alinea.id/Dwi Setiawan

Renni Femy, 31 tahun, akhirnya bisa kembali berkumpul dengan putri semata wayangnya. Beberapa hari lalu, putrinya yang baru berusia tiga tahun itu kembali ke rumah. Lebih dari sebulan lamanya Femy memendam rindu. 

"Saya lega suami udah sembuh (dari Covid-19). Saya juga bahagia bisa ketemu anak. Sebulan engggak ketemu anak itu kayak seribu tahun rasanya," kata Femy ketika berbicang dengan Alinea.id melalui sambungan telepon, Jumat (14/8) lalu. 

Suami Femy bekerja sebagai pegawai negeri sipil di salah satu instansi pemerintah di Bekasi. Ia tertular virus Covid-19 pada akhir Juni lalu. Tak diketahui dari siapa ia tertular. 

Gejala pertama ialah diare selama tiga hari. Setelah minum obat, suami Femy kembali ke kantor seperti biasa. Namun, diare sang suami tak kunjung sembuh. Badan suami Femy rasanya pun kian tak keruan. 

Femy sempat mengira suaminya hanya menderita demam biasa. Apalagi, ia mendengar rekan sekantor suaminya banyak yang terkena demam berdarah dengue (DBD).