Hardiknas, Nadiem klaim program merdeka belajar terobosan pendidikan

Krisis pendidikan akibat pandemi Covid-19 merupakan ladang optimisme.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Anwar Makarim/Foto Dok. Kemendikbud.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut hingga saat ini sudah ada 10 episode yang diluncurkan dalam program merdeka belajar. Ia percaya, inovasi dalam program merdeka belajar akan mengubah pendidikan Indonesia semakin maju. Bahkan,dapat menghasilkan lompatan-lompatan ke depannya.

“Sejak saya menjabat sampai dengan saat ini, termasuk pada masa pandemi, sepuluh episode merdeka belajar telah diluncurkan dan akan masih banyak lagi terobosan-terobosan merdeka belajar yang akan kita lakukan. Transformasi yang bermakna ini kami kerjakan agar segala yang membuat bangsa ini jalan di tempat dapat berubah menjadi lompatan-lompatan kemajuan,” ucapnya dalam sambutan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang disiarkan secara virtual, Minggu (2/5).

Ia pun mengklaim, program merdeka belajar dapat menyasar berbagai elemen masyarakat. Dari murid pendidikan anak usia dini (PAUD), mahasiswa perguruan tinggi, orang tua/wali, wakil rakyat, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, hingga dunia usaha. Ia menganggap krisis pendidikan akibat pandemi Covid-19 adalah ladang optimisme yang menunggu untuk dipanen kemajuannya.

Misalnya, saat ini, sudah ada sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Di sisi lain, juga ada sekolah yang masih mempersiapkan PTM secara terbatas. Ia mengingatkan, tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia bukan hanya terkait pandemi Covid-19. Maka, kata dia, perlu upaya menuntaskannya dengan inovasi dan solusi.

Mantan CEO Gojek itu melanjutkan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pertama, perbaikan infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, pendanaan, dan pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen.