Pamer pasukan khusus, BIN dinilai langgar prinsip intelijen 

Connie mengingatkan, BIN tidak bisa memiliki pasukan khusus di luar peraturan hukum dan UU yang mengaturnya.

Peneliti pertahanan Connie Rahakundini Bakrie. Foto istimewa

Keberadaan pasukan khusus Badan Intelijen Negara (BIN) seharusnya tidak diumbar ke publik karena melanggar prinsip dasar intelijen. Hal ini disampaikan akademisi dan peneliti pertahanan Connie Rahakundini Bakrie di Jakarta, Minggu (13/9).

"BIN memperlengkapi diri dengan punya kapal terbang siluman, kapal selam, mobil mampu melesat seperti petir, dan apa pun yang ingin BIN miliki untuk bisa seperti James Bond sah-sah saja," kata Connie. 

Namun, menurut dia, dengan membukanya ke publik itu jelas melanggar prinsip mendasar intelijen terkait 'kerahasiaan, kesenyapan, dan kesilumanan’ yang menjadi gugur seketika dengan terbukanya alat peralatan tersebut.

Connie menjelaskan, pengalamannya dalam pergaulan intelijen internasional tentang sumber daya manusia (SDM) BIN tidak pernah hadir dengan nama mereka.

"Ketika saya kuliah di Inggris dan berkesempatan mewawancarai beberapa tokoh MI5 dan MI6, mereka tidak pernah hadir dengan nama mereka. Tapi, dengan nama samaran. Jadi, sejak rapat dahulu kala sampai sekarang, saya tidak pernah tahu nama selain julukan atau code number para pejabat intelijen Inggris," bebernya.