Panik Covid-19 dan komunikasi serampangan 'tim' Jokowi

Gaya komunikasi para pejabat di pemerintahan pusat dalam menghadapi Coronavirus dianggap buruk.

Gaya komunikasi pemerintah pusat buruk dalam penanganan Covid-19. Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra

Fiqih, 26 tahun, tampak gelisah. Matanya tak pernah lepas dari layar telepon seluler. Instagram, Youtube, Twitter, dan sejumlah portal berita terpampang acak layar ponsel itu. Semua menampilkan informasi terbaru terkait Coronavirus atau yang bernama resmi Covid-19. 

"Ini Corona sebenarnya benar baru dua orang enggak sih yang kena? Takutnya lebih dari itu cuma pemerintah enggak tahu," ujar Fiqih saat berbincang dengan Alinea.id di kediamannya di Semanan, Jakarta Barat, Senin (2/3) petang.

Pagi itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengumumkan ada dua warga asal Depok yang terjangkit Covid-19. Tak hanya bikin panik warga Depok, pengumuman singkat Jokowi di televisi juga bikin Fiqih dan keluarganya ikut paranoid. 

"Saya mau tahu setiap kabar terbaru soal Corona. Sudah sampai mana? Lalu bagaimana mengatasinya bila ada yang terjangkit? Apa yang harus dilakukan? Sebab, informasi mengenai Corona enggak begitu jelas," ucap pria yang sehari-hari bekerja sebagai montir itu. 

Pengumuman Jokowi memang mengagetkan. Pasalnya, pemerintah sebelumnya terkesan menutup rapat-rapat informasi terkait Covid-19. Dalam sejumlah kesempatan, pejabat pemerintah bahkan cenderung mengerdilkan bahaya Covid-19.