Pemerintah sebut ada laboratorium Covid-19 setop beroperasi

Laboratorium yang berhenti beroperasi disebabkan tak adanya reagen yang diperlukan untuk memeriksa Covid-19.

Petugas Kemenkes mengoperasikan cara kerja alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan spesimen swab tenggorokan pasien terduga Covid-19 di Laboratorium Rumah Sakit USU Medan, Sumatera Utara, Kamis (16/4/2020). Foto Antara/Septianda Perdana

Sejumlah laboratorium pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction atau PCR, berhenti beroperasi lantaran tak adanya reagen yang diperlukan. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah akan segera memenuhi kebutuhan tersebut.

"Saat ini jumlah laboratorium yang beroperasi ada 37. Beberapa laboratorium terpaksa harus menghentikan aktivitasnya, karena memang reagennya belum sampai," kata Yuri, sapaan Achmad Yurianto, saat konfrensi pers jarak jauh dari Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (21/4).

Menurutnya, pemerintah telah melakukan pengadaan reagen yang diperlukan untuk memeriksa keberadaan virus corona. Reagen-reagen tersebut pun akan segera didistribusikan agar aktivitas pemeriksaan dapat kembali berjalan.

"Kita pastikan bahwa besok, maka (laboratorium) akan beroperasi keseluruhannya," kata dia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu juga menjelaskan, hingga hari ini terdapat 186.333 orang dalam pemantauan atau ODP. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP sebanyak 16.763 orang.