Pengamat: Polisi punya dua opsi hadapi napiter Mako Brimob

Polisi harus menyadari bahwa semua napiter di Mako Brimob memendam kebencian kepada polisi.

Polisi disebut punya dua opsi menghadapi napiter di Mako Brimob./Antara Foto

Pengamat terorisme Harits Abu Ulya memprediksi kericuhan semalam di Mako Brimob bisa kembali terjadi jika proses negosiasi mengalami jalan buntu. Polisi punya opsi yaitu berdamai atau malah melakukan tindakan represif. 

Ada kemungkinan dua yang terjadi untuk mengakhiri kerusuhan di sel Mako Brimob. Pertama, napi meletakkan dan menyerahkan semua senjata tanpa kompensasi atau dengan kompensasi memenuhi permintaan mereka. 

Hanya saja kompensasi bisa diberikan apabila dinilai logis atau masuk akal. Kedua, opsi represif alias aparat terpaksa perang dengan mereka.

Harits menjelaskan, publik butuh penjelasan transparasi kepolisian bagaimana kronologi para narapidana teroris alias napiter bisa menguasai senjata api dalam jumlah yang cukup banyak dan amunisi ratusan, apakah memang ada unsur kelalaian atau ada penyebab lain. “Rutan yang dianggap maksimum security aspek keamanannya justru bobol kan aneh," tukas Harits.

Pemicu lain terjadinya kericuhan ini diyakini Harits bukan semata-mata persoalan makanan. Ada hal lain yang menjadi pemicunya.