Perkuat peran, Indonesia mesti perkuat pertahanan-ekonomi

Indonesia baru fokus membangun kekuatan pertahanan pada masa pemerintahan SBY dengan menerbitkan MEF.

Ilustrasi. Dokumentasi TNI

Pengamat hubungan internasional Universitas Pertamina, Ian Montratama, menyatakan, Indonesia juga harus fokus membangun sektor pertahanan dengan memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) selain perekonomian jika ingin kuat di kawasan Indo-Pasifik, termasuk ASEAN. Pangkalnya, lemahnya dua hal tersebut membuat posisi Tanah Air saat ini tak strategis.

"Kalau menurut saya, pola orientasi itu yang fokus berorientasi pembangunan pertahanan harus diimbangi dengan pembangunan ekonomi," ucapnya saat dihubungi alinea.id, Jumat (18/6).

Menurutnya, langkah tersebut telah dimulai sejak pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini ditandai dengan terbitnya kebijakan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) dan terbagi menjadi tiga tahap.

"Cuma yang jadi masalah, kebijakan itu tidak didukung anggaran pertahanan yang mencukupi," jelasnya. "Akhirnya beliau harus berkompromi dan (alokasi anggaran alutsista) di bawah 1% (dari produk domestik bruto/PDB)."

Pada pemerintahan Joko Widodo, dirinya berpendapat, mulai digiatkan kembali sekalipun masih dalam bentuk draf, Rancangan Peraturan Presiden (Ranperpres)  Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kemenhan-TNI Tahun 2020-2044. Bahkan disebut sebagai terobosan karena pendekatannya dengan perencanaan jangka panjang, tetapi diadakan di awal periode.