Problem permukiman di pinggiran rel kereta

Kawat kasur menyangkut di bawah rangkaian kereta relasi Tanah Abang-Rangkasbitung, menyiratkan masalah sosial di sekitar pinggiran rel.

Rangkaian kereta rel listrik commuter line Jabodetabek tengah melintas. Alinea.id/Fitra Iskandar

Perjalanan kereta rel listrik (KRL) commuter line relasi Tanah Abang-Rangkasbitung terganggu di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan pada Selasa (30/1) sore terganggu karena kawat kasur menyangkut di bawah rangkaian kereta. Hal ini menjadi menjadi pertanda, perlintasan kereta belum bersih dari gangguan.

Menurut pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno, peristiwa terganggunya perjalanan kereta karena tersangkut kawat kasur menandakan ada masalah sosial di sekeliling rel kereta api yang belum selesai. Seharusnya, kata Djoko, hal itu menjadi tanggung jawab pemda setempat.

“Masih banyak permukiman kumuh (dekat rel kereta api). Itu sudah banyak kepala daerah diajak kerja sama, tidak mau,” ucap Djoko kepada Alinea.id, Jumat (2/2).

Moda transportasi kereta api, kata Djoko, sering mendapat masalah sosial berupa permukman ilegal yang tak ditangani serius oleh pemda. Akibatnya, masih ada barang yang berasal dari rumah tangga penghuni rumah-rumah pinggiran rel kereta yang tersangkut rangkaian kereta.

“Memang harus ada kerja sama antara PT. KAI (dengan pemda untuk menyelesaikan masalah). Tapi, banyak enggak mau pemdanya,” kata Djoko.