Rasisme di balik mewabahnya coronavirus

Di beberapa negara, terjadi tindakan rasisme terhadap orang-orang China, terkait coronavirus.

Ilustrasi rasisme coronavirus. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Novel coronavirus (2019-nCoV), atau nama baru Covid-19 (corona virus desease) dari World Health Organization (WHO), yang berasal dari Kota Wuhan, China, sudah menjangkiti orang-orang di 28 negara.

Selain membuat banyak orang tertular dan meninggal dunia, coronavirus pun menebar sentimen ras alias xenofobia terhadap orang-orang China. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Vietnam dan Asia Timur karena kemiripan secara fisik.

Misalnya di Australia, dikutip dari SBSNews edisi 31 Januari 2020, di sana semakin banyak laporan tentang anggota komunitas China-Australia dan Asia-Australia yang menjadi sasaran penghinaan dan rasis, dengan sejumlah serangan fisik dan media sosial.

New Straits Times edisi 26 Januari 2020 melaporkan, di Malaysia sebuah petisi menyerukan agar warga China dilarang masuk ke Negeri Jiran dan menyebut, virus baru itu tersebar luas karena gaya hidup tidak higienis orang-orang China.

Di Kanada, seperti dilaporkan CBC edisi 28 Januari 2020, seorang mahasiswa di University of Toronto bernama Frank Ye memberi kesaksian, teman-teman Asia-Kanada menyaksikan orang-orang menjauh dari mereka. Ibunya, seorang perawat di rumah sakit Toronto, diminta seorang pria untuk menggunakan masker karena ada begitu banyak orang China di sekitarnya.