Tak ada hujan abu, warga kembali beraktivitas pascaerupsi Merapi

Warga diminta untuk terus mengikuti perkembangan informasi seputar aktivitas Gunung Merapi.

Letusan Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DIY (17/11/19). Foto Antara

Masyarakat di sejumlah desa di sekitar Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali menjalankan aktivitas hariannya pascaerupsi. Aktivitas warga dilakukan mengingat tak terjadi hujan abu usai erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter pada Kamis (13/2) pagi.

Setelah erupsi yang tercatat di seismogram Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Gelologi atau BPPTKG terjadi pukul 05.16 WIB, warga kembali menggarap areal pertanian mereka. Ada juga yang melakukan penambangan, atau melakukan aktivitas harian lainnya seperti ke kantor atau sekolah.

"Ada yang ke sawah, kegiatan di Pasar Sumbung juga ramai, kebetulan hari ini hari pasaran," kata Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Magelang, Ahmad Muslim di lokasi, Kamis (13/2).

Menurutnya, tak terjadi hujan abu di desanya yang berada sekitar 12 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Karena itu, kata Muslim yang juga Kepala Urusan Perencanaan Desa Srumbung, warga tidak khawatir dengan kemungkinan buruk dari peristiwa tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto, mengatakan hingga sekitar pukul 07.00 WIB belum ada laporan dari petugas dan relawan di lapangan ihwal terjadinya hujan abu di desa-desa sekitar Gunung Merapi.