Nasib Partai Demokrat, bagai ayam kehilangan induknya

Pakde Karwo dan Nachrowi tak mampu membantu AHY meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat.

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, ketika tengah berpidato dihadapan para kadernya. Antara Foto

Usai terseretnya Andi Arief dalam kasus penyalahgunaan narkoba, elektabilitas Partai Demokrat terancam bakal tergerus dalam perhelatan Pemilu 2019. Tokoh sekaliber mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo atau biasa disapa Pakde Karwo kini sudah tidak laku lagi di Jawa Timur.

Pengamat Politik Indonesia Publik Institut, Jerry Masie, mengatakan kasus yang menyeret Andi Arief menjadi batu sandungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam memenangkan Partai Demokrat di Pemilu 2019. Apalagi, elektabilitas Partai Demokrat kini merosot berada di angka 6,9% versi survei yang dilakukan PolMark. Itu terjadi setelah absennya Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Jerry, peran SBY yang kini digantikan oleh AHY belum bisa meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat. AHY disebutnya belum cukup piawai dalam mengelola kapital politik Partai Demokrat meski sudah dibantu Pakde Karwo dan Nachrowi Ramli.

"Partai Demokrat dan AHY saat ini benar-benar berada di tengah persimpangan jalan. Ibarat pepatah, bagaikan ayam yang kehilangan induknya. Kedua orang itu (Pakde Karwo dan Nachrowi Ramli) sudah tak berpengaruh karena tak terlalu dominan. Lihat saja di Jawa Timur, Karwo sudah tak memiliki modal setelah Jawa Timur jatuh ke Khofifah dan Emil,” kata Jerry kepada Alinea.id di Jakarta Jumat, (8/3).

Menurut Jerry, untuk sekelas Partai Demokrat yang pernah memimpin negeri selama dua periode berturut-turut, seharusnya dalam survei berada pada angka 10%. Partai Demokrat seharusnya bisa menyalip Partai Gerindra dan Golkar. Namun, karena banyak kadernya tersangkut kasus membuat partai berlambang Mercy itu kehilangan dukungan.