Sandi terpaksa laporkan dana kampanye pakai Microsoft Excel

Sistem pelaporan dana kampanye milik KPU tak bisa merekam seluruh laporan tim BPN Prabowo-Sandi.

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) dan Bendahara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Thomas Djiwandono (kedua kanan) menyerahkan Laporan Penyelengaraan, Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Pilpres 2019 di Jakarta, Kamis (2/5). /Antara Foto

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno mengkritik sistem aplikasi dana kampanye (Sidakam) yang disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Bukannya memudahkan, menurut Sandi, Sidakam malah merepotkan. 

"Akhirnya tim laporan dana kampanye BPN ini melakukan laporan detail secara manual karena sistemnya tidak berjalan. Padahal, (Sidakam) sudah mengalami update sampai 7 kali," kata Sandi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (2/5). 

Dijelaskan Sandi, tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terkendala saat akan menyusun laporan konsolidasi dana kampanye. Sidakam, lanjut Sandi, tidak mampu merekam seluruh data laporan kampanye. KPU pun mengarahkan BPN untuk melakukan pelaporan manual menggunakan Microsoft Excel.

"Kami sangat menyayangkan. Sangat prihatin. Begitu besar perhatian pemerintah, perhatian rakyat, begitu besar anggaran untuk menyiapkan pemilu kita. Tapi untuk sesuatu yang sangat simple seperti dana kampanye, tidak bisa diselesaikan dengan baik," ucapnya. 

Menurut Sandi, sistem manual yang disarankan oleh KPU itu seperti yang yang ia pakai 20 tahun lalu. "Jika sistem kampanye Sidakam ini terus mengalami masalah teknis, kami tidak bisa membayangkan apa yang terjadi sistem online KPU yang lain. Terlebih, data yang berjalan di real count," ujarnya.