Yenny Wahid kritik pengibaran bendera NU di kampanye Sandiaga

Kedekatan dengan NU tidak harus dipamerkan dengan pengibaran bendera di depan publik.

Putri Gus Dur, Yenny Wahid, meladeni pertanyaan wartawan usai menghadiri acara deklarasi Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) di Surabaya, Jatim, Minggu (7/4). Foto Alinea.id/Adi Suprayitno

Putri Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab dipanggil Yenny Wahid, mengkritik pengibaran bendera Nahdlatul Ulama (NU) dalam kampanye akbar yang dihadiri calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno di Lumajang, Jawa Timur. 

"Bendera NU seyogyanya tidak dikibarkan di kampanye, baik itu oleh pasangan 01 maupun pasangan 02. Kita harus disiplin," kata Yenni usai menghadiri acara deklarasi Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) di Surabaya, Minggu (7/4). 

Putri kedua Gus Dur itu menegaskan, kedekatan dengan NU tidak harus dipamerkan dengan pengibaran bendera di depan publik. "Jika merasa dekat dengan warga NU harus dibangun dengan menyalurkan aspirasi warga NU. Selan itu juga memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan NU," tuturnya.

Sebelumnnya, pengurus cabang NU (PCNU) Lumajang menandatangani nota keberatan atas munculnya bendera NU di acara kampanye akbar yang dihadiri cawapres Sandiaga Uno di Stadion Semeru, Lumajang, Kamis (4/4) lalu. Nota keberatan ditandatangani Ketua Tanfidz Moh Masud dan Rois Aam KHR M Husni Zuhri. 

Lebih jauh, Yenni mengatakan selama ini yang memiliki ikatan historis kuat dengan NU hanya pasangan cawapres 01, yakni Jokowi-Ma'ruf Amin. "Apalagi pasangan dari Jokowi, KH Ma'ruf Amin sudah jelas bagian dari NU," ucapnya.