Demokrat yakin polarisasi berakhir dengan tiga kandidat

Partai Demokrat mendorong agar pada Pilpres 2024 ada lebih dari dua nama yang berlaga.

Bendera Partai Demokrat. Foto: Istimewa.

DPP Partai Demokrat menolak wacana memasangkan dua kandidat yang bersebrangan untuk dicalonkan sebagai presiden di Pilpres 2024 untuk mengakhiri polarisasi di Tanah Air. Wacana ini sempat dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh beberapa waktu lalu.

Alhasil, DPP Partai Nasdem pun menyiapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai pasangan calon di Pilpres 2024 untuk mencegah polarisasi.

"Bukan memasangkan siapa dengan siapa. Karena kalau memasangkan siapa dengan siapa itu yang dianggap sebagai solusi, sama saja kita menuduh sosok yang dipasangkan itu dan para pendukungnya sebagai sumber polarisasi," kata Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/6).

Menurut Herzaky, polarisasi yang terjadi di masyarakat terjadi sejak Pilpres 2014 ketika hanya ada dua kubu capres, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, yang kemudian berlanjut di 2019. 

Dia berpendapat, penyebab terjadinya polarisasi ini karena hanya dua nama yang berlaga dalam pilpres. Oleh karena itu, Partai Demokrat mendorong agar pada Pilpres 2024 ada lebih dari dua nama yang berlaga.