Doni Monardo akui sulit dapatkan reagen di awal pandemi

Indonesia berebut untuk mendapatkan reagen dengan negara lain.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2021)/Foto Antara/Nova Wahyudi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, mengaku sempat kesulitan mendapat sejumlah alat pendeteksi virus, terkhusus reagen saat awal pandemi melanda dunia. Dia mengklaim, negara seluruh dunia memperebutkan alat pedeteksi virus yang kini dalam sorotan Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut.

"Kita harus berebut dengan beberapa negara. Terutama negara yang berasal dari (benua) Eropa dan Amerika," kata Doni, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, yang disiarkan secara virtual, Senin (15/3).

Doni merasa, kondisi penanganan pandemi semakin sulit lantaran produk reagen saat itu, diklaimnya hanya berasal dari dua negara, yakni China dan Korea Selatan.

"Alhamdulillah, kerja sama dengan kedubes kita di China dan Korea Selatan bisa membantu pemerintah. Sehingga ketika kita kehabisan stok reagen, kita dengan mudah bisa mendapatkan reagen dari China dan Korea Selatan," tutur dia.

Belakangan ini, pengadaan alat pendeteksi reagen dalam sorotan publik. Berdasarkan laporan Klub Jurnalis Investigasi (KJI) sejumlah reagen yang diberikan BNPB diretur oleh beberapa laboratorium rujukan.