Harga kedelai naik, anggota Komisi XI DPR beri 5 catatan kritis

Harus ada evaluasi penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan.

Ilustrasi kedelai impor/Pixabay.

Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati menilai kenaikan harga kedelai menambahkan catatan merah di awal tahun 2021, selain resesi ekonomi. Menurutnya, kenaikan ini telah berdampak pada industri pangan tahu dan tempe.

Kenaikan tersebut, lanjut dia, menjadi tanda bahwa Indonesia masih bergantung pada impor bahan dasar pembuatan tempe dan tahu itu.

"Kondisi ini menguak fakta mencengangkan bahwa hingga saai ini, Indonesia masih sangat mengandalkan kedelai impor sebagai bahan baku utama pembuatan tempe tahu," kata Anis dalam keterangannya, Rabu (6/1).

Anis kemudian memberikan lima catatan kritis ihwal kenaikan harga kedelai di pasaran tersebut. Pertama, data yang selalu menjadi faktor utama masalah dalam merumuskam kebijakan.

"Indonesia adalah negara agraris, tetapi sektor pertaniannya tidak berkembang, bahkan terus mundur. Salah satunya karena kebijakan pangan nasional yang tidak didasarkan pada data yang kuat dan mengikat semua pemangku kepentingan," tegas Anis.