Pemerintah dinilai istimewakan WN China di tengah larangan mudik

Di satu sisi masyarakat diketatkan, tapi di sisi lain memberikan privilege terhadap TKA.

Sejumlah penumpang pesawat mengenakan masker di area Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/1/2020)/Foto Antara/Fikri Yusuf.

Pemerintah dinilai seperti memberi kesitimewaan terhadap tenaga kerja asing (TKA) China dan mengabaikan perasaan warga Indonesia di tengah larangan mudik.

"Jika pemerintah mengatakan alasan larang mudik mengurangi penyebaran, maka jelas ini datang dari negara seberang, kok boleh? Ini harus dijawab pemerintah. Ini kita tidak ingin menjadi bola liar di masyarakat dan memantik rasa ketidakadilan," kata Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetyani Aher dalam diskusi daring, Selasa (11/5).

Menurut Netty, pelarangan mudik bisa dipahami jika sejak awal pemerintah dapat mengatasi pandemi Covid-19 dengan baik. Namun, selama setahun upaya itu dinilai Netty belum berhasil. Terkini, terdapat tiga varian baru Covid-19 yang sudah masuk ke Tanah Air.

Padahal, kata Netty, penularan Covid-19 disebabkan oleh transimisi, baik lokal maupun internasional. "Ini yang membuat masyarakat terusik. Di satu sisi masyarakat diketatkan, tapi di sisi lain memberikan privilege kepada TKA," jelasnya.

Menurut Netty, masuknya TKA China mengabaikan perasaan masyarakat Indonesia. Berbeda dengan luar negeri yang sangat ketat, bahkan melarang warga negara Indonesia (WNI) masuk ke negaranya.