Potensi Khofifah rebut suara perempuan Jawa Timur

Persaingan paslon di pilkada Jatim kian sengit. Khofifah didukung mayoritas perempuan, sedang rivalnya unggul karena kepemimpinannya teruji.

Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (tengah) membatik kain saat mengunjungi industri rumah batik di kawasan Sukodono, Jawa Timur, Jumat (23/3)./ Antarafoto

Persaingan pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur kian memanas. Tingkat kesukaan pada calon gubernur berdasarkan survei Indobarometer pun semakin rapat, Gus Ipul 87,9% sedang Khofifah 87,5%.

Khofifah disukai warga karena dianggap dekat dengan rakyat (14,4%), berjiwa sosial dan dermawan (10,1%). Sementara sebanyak 17,1% warga mengaku Gus Ipul adalah sosok yang merakyat dan berpengalaman (8,2%).

Direktur Eksekutif Indo Barometer Mohammad Qodari mengatakan, Khofifah memiliki afiliasi yang kuat dengan ormas muslim perempuan di Jawa Timur, sehingga akan terjadi pertarungan yang kuat antara dua basis Nahdatul Ulama (NU), Muslimat NU dan Anshor.

Pendukung Khofifah juga dikenal lebih militan di lapangan dibandingkan lawan politiknya, apalagi politisi PKB itu didukung mayoritas perempuan. Hal ini makin dilegitimasi dengan posisinya sebagai calon berjenis kelamin perempuan, sehingga diklaim jadi modal baik untuk penetrasi ke konstituen perempuan.

Meskipun klaim ini masih debatable, jika melihat sejarah politik di Indonesia. Misalnya saat pertarungan SBY versus Megawati Soekarno Putri, di mana suara perempuan lebih dominan mengarah pada SBY. Namun menurutnya, Khofifah bisa memaksimalkan potensi tersebut, sehingga suara perempuan bisa digiring padanya.