Haul ke-69 KH Abdul Wahid Hasyim, Puan ungkap kedekatan dengan Bung Karno

Wahid Hasyim wafat karena kecelakaan di daerah Cimahi saat hendak menuju Sumedang, Jawa Barat pada 19 April 1953.

Ketua DPR Puan Maharani saat bersilaturahmi dengan Muslimat NU dan santri di Pondok Pesantren Da’arut Thayyibah. Foto: Istimewa.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyebut, peran KH Abdul Wahid Hasyim dalam menyiapkan kemerdekaan Indonesia sangat penting. Menurutnya, sosok ayah dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu sebagai salah satu ulama pemikir-pejuang yang bersama Proklamator RI Soekarno, turut dalam proses kemerdekaan Indonesia.

Hal itu diungkap Puan bertepatan dengan haul ke-69 ulama besar KH Abdul Wahid Hasyim pada Selasa (19/4). Wahid Hasyim wafat karena kecelakaan di daerah Cimahi saat hendak menuju Sumedang, Jawa Barat pada 19 April 1953, untuk menghadiri harlah Nahdlatul Ulama (NU) di Sumedang.

"Peran KH Abdul Wahid Hasyim dalam menyiapkan kemerdekaan Indonesia sangat penting karena beliau mengikuti seluruh proses persidangan menuju Indonesia merdeka. Bersama kakek saya Bung Karno, dan sejumlah tokoh kemerdekaan lainnya, beliau turut andil dalam menjaga Indonesia dari upaya pihak-pihak yang menimbulkan perpecahan," kata Puan dalam keterangannya, Selasa (19/4).

Menurut Puan, putra dari pendiri NU KH Hasyim Asy'ari itu memang salah satu tokoh Islam yang menjelang kemerdekaan pada tahun 1945, terlibat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai  Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai Soekarno. 

Bahkan, kata Puan, kedekatan Bung Karno dan KH Wahid Hasyim, tidak hanya pada saat mempersiapkan kemerdekaan. "Beliau-beliau ini kemudian juga bahu-membahu setelah Indonesia Merdeka. Saat Bung Karno menjadi presiden, KH Wahid Hasyim menjadi salah satu menterinya, yaitu menteri agama," ujar Puan.