sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ada potensi ekonomi di sampah plastik

Sampah plastik bisa memberi ekses positif terhadap ekonomi asalkan, dikelola secara serius.

Armidis
Armidis Senin, 11 Mar 2019 17:06 WIB
Ada potensi ekonomi di sampah plastik

Pemerintah terus berupa mengurangi sampah plastik. Sampah yang kerap mengancam kelestarian lingkungan itu, dipandang mempunyai nilai ekonomis tinggi bila ditangani dengan baik.

Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawaty menilai, sampah plastik memiliki potensi ekonomi yang prospektif.

Pemerintah memiliki cara baru dalam menangani sampah plastik, yakni pendekatan ekonomi. Sampah plastik bisa memberi ekses positif terhadap ekonomi asalkan, dikelola secara serius.

"Ketika bicara soal sampah. Tidak lagi hanya mengumpul dan buang seperti yang lalu. Tapi, sesuatu yang mempunyai nilai ekonomi," kata Vivien di Shangri-la Hotel, Jakarta, Senin (11/3).

Indonesia sudah memiliki sekitar 7.000 bank sampah. Hal ini, memberi dampak positif terhadap masyarakat. Apalagi puluhan ribu nasabah bergerak dalam sektor bank sampah, yang artinya membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Pendekatan ekonomi ini, menjadi peluang baru untuk membangun ekonomi.

"Uang yang bergulir juga miliaran rupiah. Momentum ini untuk mencapai Indonesia bersih tahun 2025 dengan menggerakkan segalanya," kata Vivie.

Untuk merealisasikan target pemerintah tersebut, Vivie menyebut beberapa perusahaan sudah berkomitmen untuk bergerak mengurangi pemakaian sampah plastik. "Banyak perusahaan yang terlibat seperti Danone dan Coca-cola," kata dia.

Sponsored

Sementara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus berupaya mendorong agar pengolahan sampah diolah dengan pendekatan ekonomi.

Salah satu caranya dengan melakukan recycle atau daur ulang sampah plastik. Menurut Airlangga, baru sekitar 10% sampah yang mampu didaur ulang. Ke depan, dia berharap menjadi 25%.

"Kami akan mendorong itu. Caranya dengan investasi. Tanpa investasi, recycle juga tidak bisa," kata Airlangga.

Berita Lainnya
×
tekid