sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Adhi Karya klaim biaya LRT Rp500 miliar itu murah

Emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengklaim biaya pembangunan Light Rail Transit (LRT) Rp500 miliar terbilang murah

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Senin, 14 Jan 2019 18:50 WIB
Adhi Karya klaim biaya LRT Rp500 miliar itu murah

Emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mengklaim biaya pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek Rp500 miliar terbilang murah.

Direktur Operasional II Adhi Karya LRT Jabedebek, Pundjung Setya Brata mengatakan nilai Rp500 miliar per kilometer itu sudah mencakup biaya prasarana seperti depo dan infrastruktur stasiun, ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar 10%.

"Jadi kalau kita bicara per kilometernya Rp500 miliar, harga kita itu cukup kompetitif," ujar Pundjung di Precast LRT Pancoran, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (14/1).

Pundjung membandingkan, pembangunan LRT per kilometer sudah termasuk sarana dan prasarana seperti di Manila, Filipina memakan biaya sebesar Rp904 miliar. Sedangkan di Malaysia sebesar Rp807 miliar, Amerika Serikat Rp688 miliar, dan di Pakistan sebesar Rp797 miliar.

Sementara itu, Pundjung mengatakan proyek LRT yang dibangun di atas tanah (elevated) dinilai sudah tepat dan optimal. Pihaknya mengklaim sudah melakukan pengkajian mendalam persoalan ini.

"Dari studi yang dilakukan untuk fase satu ini misalnya dari Cawang-Dukuh Atas, enggak mungkin membangun di atas tanah (at grade), karena lahan di sana juga masih menjadi persoalan kan?" ungkap Pundjung.

Menurut Pundjung pembangunan LRT secara elevated, dapat membangun proyek tanpa melakukan banyak pembebasan lahan. Lanjutnya, pembangunan secara elevated dapat mengefisiensi sistem integrasi dengan moda transportasi lain.

"Contohnya di Stasiun Kuningan itu halte Transjakarta masih bisa kita tempatkan di bawah stasiun kita. Artinya komprehensif lah pembangunan elevated," ujar Pundjung.

Sponsored

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritik terkait mahalnya biaya pembangunan LRT yang menghabiskan biaya sebesar Rp500 miliar. JK menyoroti pembangunan LRT dengan cara elevated dinilai tidak efisien.

Saat ini proyek LRT masih dalam tahap pembangunan fase 1. Pembangunan LRT ini molor dari jadwal yang telah ditetapkan. Pundjung mengatakan salah satu faktor molornya pembangunan ini karena masalah pembebasan lahan.

Rencananya proyek pembangunan LRT Jabedebek, akan dibangun dalam tiga fase. Fase 1 melayani tiga lintas pelayanan, yaitu lintas pelayanan 1 jalur Cawang-Cibubur, lintas pelayanan 2 jalur Cawang-Dukuh Atas, dan lintas pelayanan 3 jalur Cawang-Bekasi Timur.

Perbandingan biaya konstruksi LRT per kilometer:
1. Indonesia Rp500 miliar
2. Filipina Rp904 miliar
3. Malaysia Rp807 miliar
4. Amerika Serikat Rp688 miliar
5. Pakistan Rp797 miliar

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sesuai amanah dalam Perpres Nomor 98 tahun 2015 beserta perubahannya, Pemerintah menugaskan KAI dan ADHI untuk menyelenggarakan prasana dan sarana LRT Jabodebek, meliputi pekerjaan pembangunan, pengoperasian dan perawatan. Dengan nilai pekerjaan sebesar Rp22,8 triliun (sudah termasuk pajak), ADHI memulai pembangunan LRT Jabodebek pada September 2015 yang diresmikan dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo, di groundbreaking TMII. #SobatADHI, dalam rentang waktu satu tahun, per 14 Desember 2018 tercatat kemajuan pekerjaan proyek LRT Jabodebek Tahap 1 mencapai 54,4% dari sebelumnya sebesar 29,6% pada Desember 2017. Meski sempat terhambat karena pemberhentian sementara oleh Menteri Perhubungan, pengaturan window time yang kini telah diterapkan oleh Jasa Marga dan BPJT diharapkan dapat meminimalisir keterlambatan target pengerjaan proyek. #LRTJabodebek  #LRT #Jakarta #Bogor #Depok #Bekasi  #EngineeredbyADHI  #ADHIKarya  #BeyondConstruction

A post shared by PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (@adhikaryaid) on

Berita Lainnya
×
tekid