sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akuisisi Danamon, bank Jepang geser dominasi Temasek

Akuisisi The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ terhadap Bank Danamon tahap kedua diperkirakan akan terealisasi di awal Juli 2018. 

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Jumat, 26 Jan 2018 16:41 WIB
Akuisisi Danamon, bank Jepang geser  dominasi Temasek

The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd (BTMU) kian optimistis bisa mencaplok 73,8% saham PT Bank Danamon Tbk. 

Bank terbesar di Jepang itu akan melakukan akuisisi dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama, sebelumnya BTMU telah masuk dan membeli 19,9% saham Danamon. Kini, BTMU akan melakukan pembelian tambahan saham sebesar 20,1% saham. Dengan begitu, saham MUFG akan meningkat jadi 40% sekaligus menjadi pemegang saham pengendali Bank Danamon.

Rencana akuisisi 20,1% saham ini dilakukan dengan membeli saham Bank Danamon yang sebelumnya digenggam oleh Temasek melalui Asia Financial Indonesia PTE.LTD (AFI) dan afiliasinya sekitar 1.926.513.316 saham. Dengan demikian, saham AFI dan afiliasinya yang sebelumnya memegang porsi 53,9% saham akan susut menjadi 33,8% dari total saham yang ditempatkan. 

 

Untuk rencana akuisisi tersebut, Bank Danamon akan meminta restu kepada pemegang saham pada 20 Maret 2018. Para kreditor dan pemegang saham minoritas Bank Danamon diberikan waktu untuk menyampaikan keberatan atas rencana akuisisi hingga 19 Februari 2018. 

Adapun permohonan izin atas akuisisi akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 3 April 2018. Jika tak ada aral melintang, akuisisi tahap kedua akan terealisasi pada saat penandatanganan akta akuisisi  di awal Juli 2018. 

Apabila pelepasan saham Bank Danamon terlaksana, kiprah Temasek Holdings selama 14 tahun sebagai pemegang saham pengendali bank di Indonesia berakhir. Pada 2008, perusahaan induk investasi asal Singapura ini telah menjual PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) kepada Maybank Group asal Malaysia.

Manajemen BTMU mengatakan akuisisi ini sejalan dengan rencana bisnis jangka panjang perusahaan untuk memperluas bisnisnya di Indonesia. Indonesia dinilai sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN yang didukung oleh fundamental ekonomi yang sangat baik dan disokong oleh besarnya populasi penduduk sekitar 261 juta penduduk. 

Indonesia juga merupakan pasar yang stabil dan berkembang. Terlihat dari angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang berkisar 5% dalam tahun-tahun sebelumnya. Setelah akuisisi, BTMU akan mempertahankan strategi yang telah dilakukan Bank Danamon sebelumnya, yakni fokus menggarap segmen ritel dan usaha kecil menengah (UKM) lokal.

Sponsored

Bank Danamon akan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki BTMU, seperti basis nasabah, layanan, jaringan serta keahlian manajemen. Sedangkan bidang yang akan berkolaborasi dan bersinergi adalah perbankan ritel dengan target basis klien Jepang milik BTMU, pembiayaan rantai pasok (supply chain financing) otomotif Jepang serta kemampuan manajemen risiko.

Sementara itu, setelah diselesaikannya tahap kedua, BTMU berencana untuk mendapatkan persetujuan-persetujuan yang diperlukan untuk meningkatkan kepemilikannya di Danamon, di atas 40%. Dengan diselesaikannya tahap ketiga, kepemilikan final BTMU di Danamon menjadi lebih besar dari 73,8%.

Dengan kinerja yang moncer, Danamon memang menjadi incaran banyak pihak. Tengok saja, laba bersih Bank Danamon hingga 30 September 2017 tercatat naik menjadi Rp 3,03 triliun dibandingkan posisi yang sama pada 2016 yang berkisar Rp 2,67 triliun. 

Beberapa tahun lalu, DBS Bank juga pernah berencana mengakuisisi Danamon namun gagal lantaran terganjal regulasi dan tak mendapat izin dari Bank Indonesia (BI).

Informasi BTMU masuk ke Indonesia sudah tersiar sejak 2015. Kala itu, disebut-sebut ada dua bank yang menjadi incaran, yakni PT Bank Panin dan Bank Danamon.

Alasannya, salah satu pemegang saham kedua bank itu tengah berencana melepas kepemilikannya. ANZ Group selaku salah satu pemegang saham Bank Panin dan Temasek selaku pemegang saham pengendali Bank Danamon berencana menjual kepemilikannya.

Grup BTMU bersama dengan induknya yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) memang bukan pemain baru di sektor keuangan Indonesia. Lembaga keuangan Negeri Samurai itu sudah mendaratkan kaki di industri perbankan dan lembaga keuangan nonbank tanah air.

Pada industri perbankan, BTMU memiliki jaringan kantor cabang bank asing (KCBA) di Indonesia.

Secara grup, MUFG juga menjadi salah satu pemegang saham pengendali PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Lembaga Keuangan asal Jepang itu masuk ke bank berkode emiten BBNP pada Desember 2007. Bank Nusantara Parahyangan diakuisisi oleh ACOM Co. Ltd. dan BTMU dengan menguasai saham 75%.

Adapun, pada industri keuangan nonbank, MUFG sudah berada cukup lama di Indonesia. MUFG tercatat memiliki satu perusahaan pembiayaan yakni, PT Mitsubishi UFJ Lease & Finance Indonesia.

Chief Executive Officer (CEO) MUFG Takayoshi Futae mengatakan langkah akuisisi terhadap Danamon ini juga bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Jepang. "Danamon merupakan salah satu bank komersial di Indonesia yang memiliki laba paling tinggi berdasarkan pendapatan," kata Futae, dalam keterangan resminya.

Sementara itu, Temasek Holdings dari Singapura justru seolah ingin mengurangi eksposur investasi di sektor perbankan Indonesia.

Sejak 2013, Temasek santer dikabarkan ingin melego kepemilikan saham di Bank Danamon. Saat itulah  DBS Ltd ingin masuk ke Bank Danamon.  

Berita Lainnya
×
tekid