sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Angkasa Pura I rugi Rp207 miliar akibat coronavirus

Sebanyak 12.703 penerbangan di bandara milik Angkasa Pura I dibatalkan selama Januari-Februari 2020.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 06 Mar 2020 18:05 WIB
Angkasa Pura I rugi Rp207 miliar akibat coronavirus

PT Angkasa Pura I (Persero) memperkirakan total kerugian perusahaan akibat wabah coronavirus mencapai Rp207 miliar selama Januari-Februari 2020.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan jumlah kerugian tersebut datang dari bisnis aero saja, atau nelum termasuk bisnis non-aero perseroan.

"Dari statistik kami di 15 bandara milik AP I, ada 12.703 penerbangan yang dibatalkan selama Januari-Februari karena coronavirus," kata Faik di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/3).

Faik menjelaskan penerbangan yang dibatalkan tersebut terdiri atas 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.

Selain itu, Faik menambahkan, kebijakan penghentian penerbangan dari daratan China juga menimbulkan kerugian hingga Rp48 miliar.

Faik menjelaskan, sebelum wabah coronavirus menyebar, setiap harinya 15 bandara yang dikelola AP I menerima 35 penerbangan dengan 6.800 penumpang yang berasal dari 22 kota di China.

"Kerugian kami bisa meningkat karena beberapa pesawat terbang juga menghentikan penerbangannya ke Indonesia seperti VietJet (Vietnam), Scoot (Singapura), dan Korean Air (Korea Selatan)," ujar Faik.

Selain itu, kebijakan pelarangan umrah juga berdampak pada AP I. Sebab, per bulannya ada sekitar 90 penerbangan yang membawa jamaah umrah menuju Arab Saudi.

Sponsored

Strategi perusahaan

Untuk mempertahankan kinerja, Faik menjelaskan Angkasa Pura I akan menggenjot pendapatan non-aero dari lima anak usaha perseroan.

Faik menjelaskan, pada 2019 usaha non-aero menyumbang 42% dari total pendapatan perseroan. Porsi pendapatan ini meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 35%.

Tahun ini, dengan adanya coronavirus, AP I menargetkan segmen non-aero dapat menyumbang 50% pendapatan ke perseroan.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji mengatakan pendapatan non-aero tersebut akan digenjot melalui pemberdayaan lahan menganggur milik AP I.

Dia mencontohkan lahan yang berada di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta akan melayani pesawat khusus baling-baling serta private jet dan dibuat menjadi ruang publik. Selain itu, Bandara Selaparang, Lombok, yang akan dimanfaatkan untuk mendukung event MotoGP.

"Di luar urusan servis bandara, kita punya Angkasa Pura Property yang mengembangkan airport city, AP logistik yang fokus di Indonesia timur, AP Hotel buat kru, serta AP ritel untuk UMKM ritel di bandara," tutur Devy. 
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid