sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Arab Saudi kucurkan Rp1,4 T untuk petani dan nelayan Indonesia

Pemerintah Arab Saudi akan mengucurkan investasi untuk program digitalisasi bagi petani dan nelayan di Indonesia.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 10 Feb 2020 13:30 WIB
Arab Saudi kucurkan Rp1,4 T untuk petani dan nelayan Indonesia

Pemerintah Indonesia melalu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menandatangani nota kesepahaman dengan Arab Saudi untuk proyek prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan kerja sama tersebut mencakup peningkatan sistem kerja petani dengan menggunakan alat pembayaran digital. Menurutnya, hal ini agar petani tidak ketinggalan dalam menerapkan teknologi terkini. Adapun besaran investasi yang dikucurkan Arab Saudi senilai Rp1,4 triliun.

"Jadi ini dalam kerangka untuk menaikkan cara kerja dari petani dan nelayan dalam proses digitalisasi. jadi petani dan nelayan juga tidak tertinggal. Jadi dari off farm ke on farm," katanya di Jakarta, Senin (10/2).

Suharso menuturkan penerapan teknologi digital dalam proses produksi mendorong petani dan nelayah untuk terhubung langsung dengan berbagai e-commerce di tanah air. Sehingga, kata Suharso, hasil produksi para petani dan nelayan bisa menjangkau lebih banyak konsumen.

"Dengan menggunakan sistem digitalisasi ini melalui sebuah jaringan, tentu mudah-mudahan petani dan nelayan kita terangkat ekonominya," ucapnya.

Sementara, pemerintah menggandeng platform dompet digital Bayarind untuk menjembatani transaksi digital dari nelayan dan petani.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Executive Officer PT Bayarind Artha Internusa Setyo Harsoyo mengatakan Bayarind ditunjuk untuk mendukung proses peralihan transaksi dari tunai ke non tunai antar petani dan nelayan.

"Kita akan melaksanakan proyek ini. Bayarind akan mendukung sebagai keuangan inklusif akan mendukung transaksi yang sekarang masih tunai menjadi non tunai (cashless)," ujarnya.

Sponsored

Nantinya, kata Setyo, petani memiliki dompet digital yang digunakan untuk transaksi. Mereka juga akan diberi pelatihan untuk memanfaatkan teknologi dompet digital tersebut.

"Kita akan edukasi mereka supaya bisa transaksi cashless, dengan ini akan mempercepat waktu penerimaan uangnya yang mungkin dari beberapa hari menjadi satu atau dua hari," ujarnya.

Sementara, proses investasi tersebut akan dialirkan ke 350 korporasi yang dikelola para petani dan nelayan. Program ini ditargetkan bisa menjangkau 35 juta petani di seluruh Indonesia pada 2024.

"Target kita di 350 korporasi, ini sekitar 35 juta nelayan dan petani dalam jangka waktu hingga 2024," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid