sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Aset BPD seluruh Indonesia pada Juni 2021 mencapai Rp826,26 triliun

Bukan hanya itu, kinerja kredit BPD di seluruh Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan.

 Kania Nurhaliza
Kania Nurhaliza Jumat, 05 Nov 2021 16:43 WIB
Aset BPD seluruh Indonesia pada Juni 2021 mencapai Rp826,26 triliun

Kinerja Bank Pembangunan Daereah (BPD) di seluruh Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan. Ini tentunya didukung juga dengan pelayanan berbasis teknologi BPD seluruh Indonesia. Terlihat dari beberapa indikator yang berhasil dikukuhkan oleh BPD seluruh Indonesia. 

"Pada Juni 2021 aset BPD seluruh Indonesia telah mencapai Rp826,26 triliun atau meningkat sebesar 15,16% dibandingkan pada Juni 2020 yang mencapai Rp719,24 triliun.Kekuatan aset BPD ini menunjukkan, apabila BPD seluruh Indonesia bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional, serta dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perekonomian nasional, khususnya di daerah,” pungkas Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Wimran Ismaun, dalam webinar Jumat (5/11)

Bukan hanya itu, kinerja kredit BPD di seluruh Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada Juni 2021 posisi kredit BPD seluruh Indonesia mencapai Rp496,26 triliun atau meningkat sebesar 5,78%, dibandingkan Juni 2020 yaitu sebesar Rp469,16 triliun.

“Tentunya ini akan semakin meningkat jika seluruh layanan BPD sudah bertransformasi menjadi digital baik produk, maupun layanan pendukung jasa perbankan lainnya,” ucapnya.

Wimran Ismaun menyampaikan, Asbanda mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendorong terwujudnya bisnis dan layanan BPD yang baik serta berdaya saing tinggi dalam dunia perbankan.

“Pertumbuhan dan persaingan yang semakin pesat di dunia perbankan, menuntut BPD untuk terus berinovasi dalam meningkatkan layanan dan kelembagaan. Mutu layanan perbankan menjadi salah satu faktor yang utama bagi nasabah, dan masyarakat pada umumnya, kemudian penerapan layanan di lingkungan BPD secara global saat ini sudah mulai mengarah kepada layanan digital,” jelas Wimran.

Menurutnya, menghadapi pandemi yang tidak dapat diprediksi, perbankan harus bisa membuat perubahan untuk memfasilitasi aktivitas jarak jauh, dan meningkatkan keamanan. Dalam keadaan normal yang baru ini teknologi benar-benar penting bagi perbankan, sehingga nasabah dapat melakukan transaksi tanpa terganggu dengan keterbatasan aktivitas dan kondisi

Ia juga mengatakan, agar perbankan bisa tetap eksis, membutuhkan strategi yang tepat dan kreatif. Sehingga mampu bertahan dalam kondisi ini (pandemi Covid-19) maupun kedepannya. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan layanan digital. Di mana bank harus bisa mengantisipasi semua perkembangan yang terjadi khususnya kemajuan teknologi, yang mendukung sektor keuangan termasuk yang erat dukungannya, yaitu transaksi pembayaran.

Sponsored

"Untuk itu perlu pemahaman dan inovasi bagi kita semua, sehingga bank mampu mewujudkan digitalisasi layanan dalam era new normal ini. BPD sebagai bank milik pemerintah daerah diharapkan dapat menjadi bank pilihan masyarakat dalam mengimplementasikan layanan jasa perbankan yang sudah menjadi program kebutuhan diseluruh pelosok daerah,” tutur dia.

Terkait banyaknya program pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) yang dapat dikolaborasikan dengan BPD, dia mengaku, BPD bisa masuk ke pasar-pasar tradisional bekerja sama dengan para pedagang pasar tradisional, dan menyediakan media transaksi secara cashless.

Asbanda sebagai asosiasi untuk bank pembangunan daerah se-Indonesia mempunyai tugas dan diharapkan dapat berperan dalam mendorong implementasi teknologi BPD melalui update dan sharing knowledge, antara lain dalam bentuk webinar, dan peluncuran e-book.

Berita Lainnya
×
tekid