sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Asing jual obligasi negara hingga Rp 11,49 triliun

Aksi jual investor asing di pasar obligasi ikut menyeret kinerja surat berharga negara (SBN) hingga minus 0,27% dalam sepekan.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Jumat, 13 Okt 2017 16:50 WIB
Asing jual obligasi negara hingga Rp 11,49 triliun

Aksi jual investor asing mewarnai pasar obligasi Indonesia. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementrian Keuangan menunjukkan dana asing yang keluar dari surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 11,49 triliun dalam sepekan.

Akhir September 2017, total dana asing mencapai Rp 819,37 triliun dan susut menjadi Rp 807,88 triliun pada penutupan 9 Oktober 2017. Porsi asing di SBN ikut turun menjadi 39,20% dari sebelumnya yang berada di level 40,03%

Keluarnya dana asing turut menekan kinerja obligasi negara. Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat rata-rata kinerja obligasi pemerintah yang ditunjukkan oleh INDOBeXG-Total Return turun 0,27% ke level 233,6730 sepanjang pekan pertama Oktober atau week on week (wow). 

Kinerja harga seri-seri fixed rate (FR) dan obligasi negara ritel (ORI) melemah. Dari 43 seri, hanya harga seri FR0062 yang sanggup menguat, sedangkan sisanya kompak melemah dengan kisaran turun 2,07 basis poin (bps) wow hingga 177,08 bps pada periode yang sama. 

Penurunan harga-harga SBN khususnya seri acuan memicu peningkatan imbal hasil seluruh tenor obligasi negara. Kurva IBPA-Indonesia Government Securities Yield Curve (IBPA-IGSYC), yang menunjukkan yield curve obligasi pemerintah berpola bearish pada seluruh tenor meningkat rata-rata sebesar 1,95bps secara wow. Rata-rata yield tenor pendek kurang dari 5 tahun tertekan naik paling tinggi sebesar 4,04bps wow. 
 
Sukuk Negara Turut Tertekan

Kinerja pasar obligasi syariah atau sukuk negara yang ditunjukkan oleh  Indonesia Government Sukuk Indexes-Total Return (IGSIX-TR)  juga turut melemah sebesar 0,25% wow ke level 212,8503. Dari 23 seri, hanya harga dua seri yang menguat, yakni sukuk ritel (SR) seri SR008 dan project based sukuk (PBS) seri PBS001. Koreksi harga terdalam dialami seri PBS sebesar 32,70 bps wow. Sedangkan islamic fixed rate (IFR) dan SR melemah masing-masing sebesar 12,27bps wow dan 0,38 bps wow. 

Adapun aktivitas perdagangan obligasi di pekan pertama Oktober mencatatkan penurunan pada kedua sisinya. Rata-rata volume transaksi harian turun 45,90% wow dari Rp 22,12 triliun per hari menjadi Rp11,97 triliun per hari, dan rata-rata frekuensi transaksi harian juga turun 36,58% wow dari 1.175 kali per hari menjadi 745 kali per hari.

Analis IBPA dalam risetnya mengatakan penurunan performa pasar obligasi datang dari faktor global. Kinerja pasar obligasi dipicu oleh antisipasi risiko pasar terhadap beragam sentimen0, seperti rencana bank sentral Amerika Serikat, the Fed yang secara bertahap akan melepas surat-surat berharga pemerintah AS bulan ini, ekspektasi realisasi lebih lanjut mengenai kebijakan reformasi pajak oleh Presiden Trump, serta penguatan indikator ekonomi AS. Berbagai sentimen tersebut memicu penguatan dollar AS dan berdampak pada tergerusnya nilai rupiah.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid