sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Asing serbu saham BRIS, IHSG ditutup cerah

Sebanyak 13,9 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp8,9 triliun.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 13 Okt 2020 17:04 WIB
Asing serbu saham BRIS, IHSG ditutup cerah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,78% ke level 5.132 pada perdagangan Selasa (13/10). Sektor keuangan yang naik 1,81% dan sektor aneka industri yang naik 0,83% menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini.

Tercatat sebanyak 13,9 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp8,9 triliun. Investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp55,6 miliar.

Saham-saham seperti PT Bank BRISyariah Tbk. (BRIS), PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL), PT Merdeka Copper Gold Tbk.(MDKA), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menjadi saham-saham yang paling banyak diborong investor asing hari ini. Sementara saham-saham seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.(TLKM), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. INKP), danPT Astra International Tbk. (ASII) menjadi saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Nico Demus mengatakan pergerakan pasar saham Asia, termasuk IHSG, hari ini berbalik arah pada sesi II setelah China melaporkan adanya kenaikan dari impor pada September sebesar 13,2% secara tahunan (yoy). Angka impor ini lebih tinggi ketimbang Agustus yang mencatatkan penurunan impor sebesar -2,1% yoy.

Selain itu, adanya kenaikan dari ekspor sebesar 9,9% yoy, lebih tinggi dibandingkan capaian ekspor pada Agustus yang sebesar 9,5% yoy. Dengan demikian, China mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$37 miliar. Selain itu, kenaikan penjualan dari kendaraan China pada bulan September sebesar 12,8% yoy juga ikut mewarnai pergerakan indeks pasar saham Asia hari ini.

Sponsored

"Tentu hal ini menjadi harapan bagi investor di mana membaiknya permintaan dan kinerja ekonomi China dapat berdampak pada membaiknya permintaan global," katanya.

Dari dalam negeri, investor memperhatikan Bank Indonesia yang kembali menahan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%. Jika mengacu pada beberapa bulan belakangan, kata Nico, BI telah menahan suku bunga acuan selama empat bulan berturut–turut.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, bank sentral memandang bunga acuan tersebut masih inline dalam mendorong pemulihan ekonomi sebagai dari dampak pandemi Covid-19. Keputusan tersebut juga mempertimbangkan perlunya BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah inflasi yang diperkirakan masih tetap rendah.

Berita Lainnya
×
tekid