sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Aturan IMEI berdampak positif pada saham distributor HP Erajaya

PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) akan mendapat berkah dari penerapan aturan IMEI.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 22 Agst 2019 14:50 WIB
Aturan IMEI berdampak positif pada saham distributor HP Erajaya

Wacana pemerintah menerapkan aturan verifikasi Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) membuat prospek emiten yang bergerak di industri ponsel jadi positif.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam riset hariannya mengatakan sentimen positif akan menghampiri PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) karena akan kedatangan konsumen baru.

"ERAA telah kehilangan sejumlah besar pelanggan potensial karena black market, kebanyakan dari produk iPhone dan Xiaomi," ujar Christine dalam riset harian Mirae, Kamis (22/8).

Dengan demikian, lanjut Chirstine, peraturan baru tentang pengidentifikasian IMEI untuk ponsel baru akan menarik sejumlah besar pelanggan potensial ke ERAA. 

Untuk mengantisipasi hal ini, Christine megatakan, perusahaan telah mulai memperluas jumlah tokonya dengan berfokus pada kota tier 2. 

"Dengan asumsi ERAA akan memiliki pendapatan hingga Rp30 triliun pada akhir 2020 (menurut perkiraan Bloomberg), implementasi IMEI secara bertahap dapat meningkatkan revenue perusahaan sebesar 5%-10% ke depan," tulis Christine.

Lebih lanjut, Christine menuturkan keberadaan pasar gelap telepon seluler di Indonesia memiliki dampak serius pada industri telepon seluler. 

"Asosiasi Telepon Seluler Indonesia menyatakan peredaran telepon ilegal di pasar gelap Indonesia sebesar 20% dari 45 juta ponsel yang masuk ke negara ini pada 2018," ujar Christine.

Sponsored

Christine memandang dengan asumsi harga jual rata-rata ponsel (ASP) sekitar Rp1,9 juta, lalu dengan jumlah 9 juta ponsel ilegal, ponsel black market memiliki pasar sebesar Rp17,1 triliun. 

"Berdasarkan 10% PPN dan pajak penghasilan 2,5% (PPh), kami memperkirakan Indonesia berpotensi kehilangan sekitar Rp2,14 triliun dalam pendapatan pajak setiap tahunnya," tutur Christine.

Untuk diketahui, pada semester I-2019 ini, penjualan neto ERAA mengalami penurunan sebesar 9,73% menjadi Rp15,428 triliun dari Rp17,092 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sejalan dengan penurunan penjualan, perolehan laba bersih ERAA juga anjlok 74,9%. Tercatat pada semester I-2019 ERAA membukukan laba bersih senilai Rp109,181 miliar, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp435,122 miliar.

Anjloknya laba bersih ini ditekan oleh peningkatan beban lainnya hingga 4.612% dari Rp202 juta pada paruh pertama 2018, menjadi Rp9,5 miliar pada semester I-2019.

Pada pembukaan perdagangan Kamis (22/8), saham ERAA dibuka terkoreksi 0,2% ke level Rp1.830 per lembar saham dari harga penutupan Rabu (21/8) Rp1.835 per lembar saham. ERAA memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp5,45 triliun dengan imbal hasil minus 36,30% dalam setahun.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid