Bank Bukopin dan SMF kerja sama pendanaan KPR
Bank Bukopin menargetkan portofolio KPR tumbuh dua digit dari saat ini 5% terhadap total kredit.
PT Bank Bukopin Tbk dan PT Sarana Multigriya Finansia
Direkrut Utama SMF Ananta Wiyogo, mengatakan dalam kerjasama tersebut, SMF menyalurkan fasilitas likuiditas dalam bentuk pinjaman yang disalurkan kepada Bank Bukopin secara refinancing (membiayai kembali) portofolio KPR yang sudah dimiliki.
"Bank Bukopin dapat mengurangi permasalah mismatch funding penyaluran KPR sekaligus untuk meningkatkan kapasitasd alam penyaluran," kata Ananta di Jakarta, Senin (20/8).
SMF juga memperoleh jaminan tagihan KPR, berikut hak agunannya, dengan syarat recourse. Apabila terdapat KPR yang tidak memenuhi syarat, termasuk kurang lancar, maka Bank Bukopin sebagai penyalur KPR mengganti dengan KPR lancar.
Terkait kerjasama tersebut, Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo, mengaku, optimis dengan potensi penyaluran KPR yang selama ini tidak terserap oleh Bank Bukopin."Potensi KPR kami dari linkage sebenarnya besar, tapi belum dapat digarap secara optimal. Kendala utamanya adalah penyaluran KPR membutuhkan pendanaan jangka panjang. Bisa sampai 20 tahun. Melalui kerjasama ini, potensi tersebut kami bisa tangkap dengan baik," katanya.
Dari kerja sama tersebut, Bukopin menargetkan peningkatan porsi penyaluran KPR. Saat ini portofolio KPR Bank Bukopin sekitar 5% dari total kredit sebesar Rp 3 triliun. Dengan menggandeng SMF, Bank Bukopin menargetkan portofolio KPR bisa tumbuh dua digit dari saat ini 5% terhadap total kredit. Perseroan juga menargetkan KPR bagi pembeli rumah pertama dengan harga di bawah Rp 1 miliar.
Secara keseluruhan, target pertumbuhan kredit Bank Bukopin tetap sejalan dengan rencana bisnis bank (RBB) yakni, tumbuh 8% (yoy). “Target untuk KPR tumbuh double digit, 12-15% . Tiga hal untuk memenangi persaingan KPR adalah, availability, pricing, dan process.” jelasnya.