sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank Dunia prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,0%

Disebabkan oleh pertumbuhan investasi yang datar dari kuartal I-2019 dan lebih lambat dari 2018.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 10 Okt 2019 14:59 WIB
Bank Dunia prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,0%

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,0% pada 2019, lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1%.

Lead Economist Bank Dunia Indonesia Frederico Gil Sander, mengatakan hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan investasi yang datar dari kuartal I-2019 dan lebih lambat dari 2018, akibat ketidakpastian pemilu dan harga komoditas yang lebih rendah.

"Ekspor juga kembali melambat pada kuartal kedua karena perdagangan dunia yang lebih lambat dan kendala struktural untuk ekspor indonesia," kata Frederico di Jakarta, Kamis (10/10).

Frederico mengatakan defisit transaksi berjalan Indonesia tetap stabil, tetapi melebar secara nominal menjadi US$8,4 miliar di kuartal II-2019, dari US$7 miliar di kuartal I-2019.

"Tren musiman seperti repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri menghasilkan defisit pendapatan primer yang lebih tinggi," ujar Frederico.

Perdagangan barang dan jasa, juga memburuk dengan pelonggaran perdagangan dunia. Namun, neraca modal mencatat surplus yang lebih rendah tetapi masih substansial didukung oleh aliran masuk modal asing. Akibatnya, neraca pembayaran mencatat defisit di kuartal II-2019.

Selain tekanan yang datang dari dalam negeri, tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia juga datang dari eksternal. Perselisihan perdagangan yang berlanjut antara Amerika Serikat dan China dapat membebani pertumbuhan regional dan harga komoditas.

"Perang dagang menyebabkan dampak buruk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan neraca transaksi berjalan akibat melemahnya ekspor," ujar Frederico.

Sponsored

Frederico melihat ruang lingkup untuk membatasi impor lebih lanjut menjadi terbatas dan cenderung merugikan pertumbuhan karena investasi membutuhkan impor barang modal.

Frederico melanjutkan, ada satu tantangan yang harus segera diselesaikan pemerintah Indonesia, yaitu mengurangi ketimpangan antar daerah di Indonesia. Meskipun angka penduduk miskin Indonesia berkurang pada 2019 ke 9,4%, Indonesia kawasan Timur secara khusus masih tertinggal.

"Jakarta memiliki tingkat kemiskinan terendah dengan 3,5%, sedangkan Papua memiliki tingkat tertinggi di 27,5%," tutur Frederico.

Pertumbuhan ekonomi hingga 2021 terus membaik

Sementara itu untuk 2020, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan pada 2021 sebesar 5,2%. Konsumsi swasta diperkirakan akan tetap kuat karena inflasi rendah dan pasar tenaga kerja kuat.

Bank Dunia juga memperkirakan posisi fiskal akan membaik yang memungkinkan investasi pemerintah menguat ketika proyek infrastruktur kembali berjalan.

"Pertumbuhan investasi kami perkirakan akan tetap kuat, terutama setelah pemilihan umum dengan berkurangnya ketidakpastian politik dan membaiknya sentimen bisnis karena usulan kebijakan untuk meningkatkan investasi asing langsung," ujar Frederico.

Selain itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan secara bertahap berkurang dalam waktu dekat dari 2,8% dari PDB pada 2019.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid