sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank Mandiri bagikan dividen Rp16,49 triliun dari laba 2019

PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) membagikan dividen sebesar 60% dari laba bersih 2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 19 Feb 2020 18:17 WIB
Bank Mandiri bagikan dividen Rp16,49 triliun dari laba 2019

PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) membagikan dividen sebesar Rp16,49 triliun (sekitar Rp353,34 per lembar saham) kepada pemegang saham atau 60% dari laba bersih perseroan pada 2019. Nilai tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp11,2 triliun (sekitar Rp241 per lembar saham). 

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya.

“Sementara sisa 40% dari laba bersih 2019 akan digunakan sebagai laba ditahan,” kata Royke Tumilaar kepada usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)  di Jakarta, Rabu (19/2). 

Menurut Royke, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp27,5 triliun atau tumbuh 9,9% secara year on year (yoy). Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit konsolidasi yang sebesar 10,7% (yoy) hingga mencapai Rp907,5 triliun pada akhir tahun lalu. 

Dari kucuran tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun, naik 8,8% (yoy) dibanding tahun sebelumnya. Sehingga, aset perseroan pun terkerek 9,65% menjadi Rp1.318,2 triliun pada akhir tahun lalu.

Bank Mandiri juga berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun 42bps menjadi 2,33% dibandingkan Desember tahun lalu. Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9% (yoy) menjadi Rp 12,1 triliun.

Menurut Royke, konsistensi untuk mengutamakan prinsip pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dalam ekspansi serta inovasi layanan yang berkelanjutan melalui otomatisasi ataupun digitalisasi, menjadi kunci keberhasilan perseroan dalam melewati tahun 2019 yang diwarnai dengan persaingan ketat industri perbankan serta maraknya usaha pembiayaan berbasis digital.

“Perseroan menyadari tantangan industri perbankan tahun ini akan semakin kompleks, baik dari aspek likuiditas, keberadaan industri teknologi finansial (tekfin) serta ketidakpastian situasi ekonomi global. Untuk itu, kami akan terus mewaspadai perkembangan ekonomi terkini dan melakukan inisiatif strategis yang diperlukan berdasarkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi,” kata Royke. 
 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid