sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank Mandiri cetak laba bersih Rp27,5 triliun pada 2019

Bank Mandiri mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 9,9% pada 2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 24 Jan 2020 12:17 WIB
Bank Mandiri cetak laba bersih Rp27,5 triliun pada 2019

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membukukan laba bersih Rp27,5 triliun pada tahun 2019. Laba bersih ini tumbuh 9,9% dari Rp25 triliun tahun 2018. 

Pertumbuhan laba Bank Mandiri ditopang oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 10,7% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp907,5 triliun pada 2018. Dari pertumbuhan kredit tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun, naik 8,8% (yoy) dibanding tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan kredit Bank Mandiri mengalami penurunan dari 12,4% pada tahun 2018, menjadi 10,7% di 2019.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan pertumbuhan kredit Bank Mandiri terpengaruh aliran pendanaan yang masuk dari luar negeri. Hal ini juga membuat persaingan penyaluran kredit menjadi ketat. 

"Selain itu tahun 2019 banyak faktor juga, tahun itu tahun politik. Pada saat itu harga komoditas juga cukup rendah," kata Royke saat paparan kinerja Bank Mandiri tahun 2019 di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1).

Meskipun demikian, Royke melanjutkan, Bank Mandiri berusaha menjaga komposisi portofolio segmen wholesale dan retail (bank only) yang saat ini di kisaran 65% dan 35% agar dapat memberikan return yang optimal. 

Royke menjelaskan, portofolio perseroan (bank only) di segmen wholesale hingga kuartal IV-2019 mencapai Rp516,4 triliun atau tumbuh 9,3% (yoy). Sedangkan segmen retail sebesar Rp275,9 triliun, tumbuh 11,9% secara tahunan. 

Kredit korporasi juga menjadi penopang utama segmen wholesale dengan capaian Rp329,8 triliun. Sementara, kredit mikro dan kredit konsumer menjadi andalan segmen retail dengan capaian masing-masing Rp123,0 triliun dan Rp94,3 triliun. 

”Kredit korporasi kami tumbuh baik di kisaran 7,7% (yoy) dibanding tahun sebelumnya, sedangkan penyaluran kredit mikro naik 20,1% secara yoy," tutur Royke. 

Sponsored

Sementara, lanjut Royke, kredit konsumer Bank Mandiri pada akhir tahun 2019 tumbuh 7,9% (yoy). Bisnis kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor (auto loan) menjadi penyumbang terbesar dengan laju ekspansi masing-masing 20,1% (yoy) menjadi Rp13,8 triliun dan 9,6% (yoy) menjadi Rp34,6 triliun. 

Sedangkan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) gross bank berlogo pita emas tersebut turun 42 bps menjadi 2,33% dibandingkan Desember 2018. Rasio NPL ini merupakan rasio terendah sejak 2017.

Adapun hingga akhir tahun 2019, pengumpulan dana murah perseroan tercatat mencapai Rp609,6 triliun. Pertumbuhan ini bertumpu pada penghimpunan tabungan sebesar Rp338,6 triliun atau tumbuh 6,1% (yoy), dan giro yang mencapai sebesar Rp200,5 triliun atau tumbuh 24,9% YoY. 

Kontribusi Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan anak juga terus meningkat. Pada periode ini, kontribusi DPK perusahaan anak mencapai Rp118 triliun atau tumbuh 16,4% (yoy). Jika jumlah tersebut dikonsolidasikan, maka total DPK Bank Mandiri beserta dengan perusahaan Anak mencapai Rp933,1 triliun, naik 11% dari akhir 2018. 

”Saat ini, permodalan dan likuiditas kami berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio kecukupan modal (CAR) bank only di 21,38% dan rasio RIM di 93,93%. Rasio yang sangat baik ini jelas akan meningkatkan optimisme kami untuk bisa menjaga sustainabilitas kinerja,”ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid