sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bank Mandiri proyeksikan pertumbuhan ekonomi stagnan di 5,1%

Pertumbuhan ekonomi tersebut dilihat dari keadaan ekonomi global termasuk kebijakan di dalam negeri. 

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Jumat, 31 Agst 2018 10:08 WIB
Bank Mandiri proyeksikan pertumbuhan ekonomi stagnan di 5,1%

Bank Mandiri memproyeksikan sampai akhir tahun 2018 mencapai 5,1%. Pertumbuhan tersebut relatif stagnan di tingkat 5% - 5,1% sejak 2017. 

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan, menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut dilihat dari keadaan ekonomi global termasuk kebijakan di dalam negeri. 

"Adanya kontraksi dari sisi moneter, berupa kenaikan suku bunga acuan sebesar 100 bps. Dari sisi fiskal yaitu, penarikan pajak dan penerbitan obligasi lebih besar dari belanja," jelas Anton di Plaza Mandiri, Kamis (30/8). 

Inflasi juga terlihat masih rendah dan sesuai dengan target sasaran Bank Indonesia, mencapai 3,6%. Dimana inflasi di Juli tercatat sebesar 3,18% year on year (yoy) dan 0,28% secara month on month (mom).  Terpenting dalam menjaga inflasi adalah kelancaran distribusi bahan pangan dan penurunan biaya logsitik. 

"Produksi beras setiap tahun selalu menjadi masalah. Dari sisi hasil, pasti selalu ada pertentangan antara Kementerian Pertanian dan BPS atau akademisi. Kenyataannya, harga beras selalu naik karena suplainya berkurang. Setidaknya itu yang harus diperhatikan. Imported inflation juga pasti akan terdampak di situ," papar Anton. 

Harga komoditas crude palm oil (CPO) dan karet yang melemah, dan meningkatnya impor. Terutama impor menjadi penyumbang terbesar defisit neraca perdagangan di tahun ini. Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sepanjang semester I, yaitu sebesar US$1,02 miliar. 

Sektor keuangan, terutama Bank, sudah membaik meskipun tantangan terhadap kualitas aset masih besar, sejalan dengan perkembangan ekonomi. 

"Pertumbuhan kredit meningkat ke 10,26% di Mei 2018, dan di April sebesar 8,94%. Sementara NPL telah turun ke 2,79%," ujar Anton. 

Sponsored

Ada beberapa resiko ekonomi yang harus menjadi perhatian, diantaranya, inflasi yang kemungkinan meningkat di 2019. Diperkirakan inflasi 2019 berada di kisaran 3,9%-4.5%, karena kemungkinan adanya penyesuaian harga BBM. 

Terkanan lainnya adalah, kenaikan suku bungan acuan global dan dalam negeri, dan tekanan dari pelebaran current account deficit (CAD). Serta aliran modal asing yang berfluktuasi dan masih mungkin ke luar dari Indonesia. 

Berita Lainnya
×
tekid