Bank Mandiri telah salurkan KUR Rp8,72 triliun
Angka ini mencapai 56,8% dari target penyaluran KUR hingga akhir tahun sebesar Rp14,5 triliun.
PT Bank Mandiri (Persero) telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp8,72 triliun sepanjang semester I-2018. Angka ini mencapai 56,8% dari target penyaluran KUR hingga akhir tahun sebesar Rp14,5 triliun.
Pejabat Eksekutif Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, perseroan membidik kenaikan target penyaluran di tahun ini. Dari plafon KUR yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp120 triliun, masih ada seklitar Rp3 triliun slot yang sengaja dan belum teralokasi pada perbankan penyalur KUR.
"Ada sekitar Rp3 triliun dari kuota pemerintah yang belum dialokasikan. Kami harap bisa dapat tambahan dari itu, maunya dapat tambahan signifikan," kata Alexandra di Kementerian BUMN, Senin (9/7). Dari realisasi penyaluran tersebut, yang teralokasi untuk sektor produksi sebesar 40,3%.
Adapun hingga akhir 2018, pemerintah menargetkan penyaluran KUR di atas 50%. KUR lebih diprioritaskan untuk sektor produktif dibanding konsumtif.
Salah satu cara untuk meningkatkan KUR di sektor produksi khususnya untuk pertanian yakni dengan adanya program digitalisasi dan kewirausahaan pertanian yakni logistik tani (logtan).
Namun demikian, pada praktiknya bank pelat merah menemukan kendala utama dalam menyalurkan permodalan bagi petani, yakni ketersediaan data. Perbedaan data yang ada di setiap kementerian/lembaga membuat penyaluran kredit jadi tak optimal.
Selain itu, Alexandra mengklaim proses validasi juga menjadi kendala tersendiri bagi Bank Mandiri. Itulah sebabnya perseroan harus mengenal betul karakter penerima KUR dan lahannya.
“Juga petani yang jumlah lahannya kurang dari 0,3 hektare, kami perlu memvalidasi apakah petani-petani itu sudah memperoleh KUR atau kredit produktif dari bank lain. Lalu apa ada yang sifatnya macet,” jelas Alexandra.
Dengan adanya program Logistik Pertanian (Logtan) yang digagas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., data pertanian lebih valid dan mudah diakses.
"Dengan adanya Logtan tersebut bisa diketahu profil petaninya, lahannya yang mana, jadi datanya sudah clear, terus kita bisa mengejar realisasi KUR-nya karena kita tidak perlu mengejar verifikasi data sendiri. Semua tinggal kita tarik dari sistem," jelas dia.