sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bantuan untuk koperasi dan UKM saat pandemi baru tersalurkan 24%

Pembagian anggaran secara merinci dari masing-masing aspek, di antaranya adalah insentif pajak, relaksasi dan restrukturasi kredit

Hermansah
Hermansah Kamis, 16 Jul 2020 10:46 WIB
Bantuan untuk koperasi dan UKM saat pandemi baru tersalurkan 24%

Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengalokasikan anggaran bantuan bagi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan total Rp124 triliun. Anggaran tersebut mencakup insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi kredit dan perluasan modal kerja UMKM untuk menekan dampak pandemi, khususnya pada masyarakat menengah ke bawah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan, dana bantuan sudah tersalurkan sekitar 24% dari total dana bantuan, sedangkan target alokasi keseluruhan sebelum September 2020.

“Untuk di koperasi sudah sekitar 24%. Lalu target kami di akhir Juli ini bisa 50%. Insya Allah sebelum September bisa 100%,” tutur Teten saat berdialog di Media Center Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (15/7).

Pembagian anggaran secara merinci dari masing-masing aspek, di antaranya adalah insentif pajak, relaksasi dan restrukturasi kredit, serta perluasan modal kerja UMKM. Dalam aspek insentif pajak, target alokasi anggaran sebesar Rp2,4 triliun relaksasi dan restrukturisasi sebesar Rp114,06 triliun. Sementara perluasan modal kerja UMKM sebesar Rp7 triliun.

Seluruh dana bantuan UMKM disalurkan melalui perbankan, BPD, BPR, koperasi simpan pinjam dan koperasi melalui LPDB.

“Yang saya pegang langsung sekarang adalah Rp1 triliun itu untuk koperasi, jadi lewat koperasi. Nah sekarang kami salurkan lewat lembaga dana bergulir. Kami bisa memberikan bantuan modal kerja bagi koperasi sampai Rp100 miliar. Jadi, silakan saja mengajukan.” jelas Teten.

Lebih lanjut, Teten menjelaskan pascapandemi Covid-19 kebutuhan belanja masyarakat terbatas pada kebutuhan pokok dan alat perlindungan diri. Oleh karena itu, pemerintah membantu Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) untuk memproduksi APD dan alat kesehatan lainnya, seperti masker. 

Selain itu, jumlah akun marketplace meningkat karena masyarakat beralih ke bisnis online. Dengan membuka bisnis secara online, Teten beranggapan bahwa hal ini mampu mengurangi kerumunan.

Sponsored

“Nah sekarang buka usaha tidak hanya buka warung di offline, sekarang jumlah account yang jualan di marketplace meningkat. Jadi banyak warung digital,” ucap Teten.

Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM mulai melakukan pelatihan dan edukasi kepada UMKM terutama di sektor kuliner untuk melakukan adaptasi bisnis.

Berita Lainnya
×
tekid